Tim Detektor COVID-19 Makassar yang telah bergerak serentak ke seluruh lorong dan rumah warga berhasil mendata ada sekitar 4.941 warga dengan saturasi oksigen rendah di bawah 90 persen.Tim detektor kita masih turun melakukan upaya tracing
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto di Makassar, Rabu, mengatakan hasil penelusuran atau tracing ke rumah-rumah warga, tim detektor berhasil mendata ada 4.941 warga yang tingkat saturasinya cukup rendah di bawah 90 persen.
"Tim detektor kita berhasil mendata dan ini penting karena saturasi oksigen itu penting dan tercatat angka 4.941 orang yang saturasinya memang sangat rendah," ujarnya.
Berdasarkan literatur, saturasi oksigen adalah tolok ukur kesehatan untuk menakar besarnya kadar oksigen dalam aliran darah.
Pemeriksaan kesehatan ini penting untuk mengetahui kondisi seseorang apakah sedang kekurangan oksigen atau tidak.
Baca juga: Pasar Senggol Makassar ditutup sementara karena PPKM
Baca juga: Antisipasi varian baru, "tracing" COVID-19 di Makassar digencarkan
Terutama bagi pengidap penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), asma, pneumonia, kanker paru-paru, anemia, gagal jantung, serangan jantung, hingga COVID-19.
Danny Pomanto dalam rapat koordinasi monitoring dan evaluasi Makassar Recover bersama Forkopimda dan jajarannya sebanyak 61.137 warga yang sudah terdata oleh tim detektor.
Dari hasil itu, ternyata warga dengan kondisi suhu badan di atas 38 derajat celcius dideteksi sebanyak 740 orang. Sementara, untuk saturasi oksigen di bawah 90 persen terdapat 4.941 orang.
Terlepas dari cacian yang mereka dapat serta kurangnya pengawasan camat dan lurah pada tim detektor di wilayah masing-masing, namun, tim detektor menunjukkan hasil kinerja yang cukup baik.
"Tim detektor kita masih turun melakukan upaya tracing dan kita juga sudah siapkan tempat isolasi jika memang ada warga yang hasil pemeriksaan lanjutan itu positif," ucapnya.
Baca juga: 800 mahasiswa KKN Unhas dikerahkan untuk menangkal hoax COVID-19
Baca juga: Stok plasma konvalesen PMI Makassar kosong sejak Mei
Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021