Pertamina Marketing Region Jatimbalinus memprediksi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di Jawa Timur turun hingga 25 persen karena berkurangnya mobilitas masyarakat saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat 3-20 Juli 2021.ini mempengaruhi tingkat konsumsi BBM masyarakat
"Kami pastikan PPKM Darurat ini mempengaruhi tingkat konsumsi BBM masyarakat," kata Section Head Communication Pertamina Marketing Region Jatimbalinus, Ahad Rahedi di Surabaya, Rabu.
Pertamina, kata dia, juga sudah melakukan perhitungan dan prediksi karena adanya pembatasan mobilitas tersebut, hal ini berkaca pada kondisi saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diberlakukan pemerintah tahun lalu.
"Kami memprediksi penurunan konsumsi BBM kali ini sekitar 20 hingga 25 persen dari konsumsi normal," ujar Ahad saat bincang dengan wartawan yang digelar secara virtual.
Baca juga: Konsumsi BBM di Jatim meningkat 15 persen saat Ramadhan
Pada konsumsi harian normal BBM, Ahad menyebut masyarakat Jatim mencapai 3.130 kilo liter (KL) atau sekitar 3,1 juta liter per hari.
Sementara itu, terkait adanya penyekatan dan penutupan di beberapa pintu masuk sejumlah daerah, Ahad menegaskan tidak menjadi kendala.
Ia memastikan distribusi BBM dan elpiji tetap aman dan tidak ada kekurangan pasokan.
"Karena BBM dan elpiji kan sektor esensial, Pertamina juga sudah melakukan koordinasi dengan kepolisian. Mobil tangki yang digunakan diberi tanda, ada logo dan ada nama pangkalan serta agennya," katanya.
Baca juga: Konsumsi harian BBM di Jatimbalinus diprediksi naik pada Lebaran
Namun untuk memastikan kelancaran distribusi, penyaluran tidak dilakukan saat jam sibuk seperti pagi hari atau saat masyarakat beraktivitas.
"Penyaluran rata-rata kami lakukan pada malam hari, sebelum subuh," katanya.
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021