• Beranda
  • Berita
  • Uni Eropa tak putuskan rekomendasi pencampuran vaksin COVID

Uni Eropa tak putuskan rekomendasi pencampuran vaksin COVID

15 Juli 2021 07:13 WIB
Uni Eropa tak putuskan rekomendasi pencampuran vaksin COVID
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengangkat tangan saat konferensi pers setelah pertemuan dengan anggota komisi untuk mengenalkan RUU mengenai sertifikat vaksinasi COVID-19 umum Uni Eropa (UE) di kantor pusat UE di Brussel, Belgia, Rabu (17/3/2021). ANTARA/ REUTERS/WSJ/djo

Kepatuhan pada jarak vaksinasi yang disarankan, yang sesuai dengan informasi produk, sangat penting untuk mendapatkan manfaat tingkat perlindungan paling tinggi terhadap virus

Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) pada Rabu (14/7) berusaha untuk tidak memutuskan membuat rekomendasi apa pun tentang pencampuran vaksin COVID-19 dari produsen yang berbeda.

Menurut EMA, terlalu dini untuk mengonfirmasi apakah dan kapan dosis penguat tambahan akan diperlukan.

Akan tetapi regulator obat Eropa itu mengatakan dua dosis vaksin COVID-19 diperlukan untuk melindungi terhadap varian Delta yang sangat menular.

"Kepatuhan pada jarak vaksinasi yang disarankan, yang sesuai dengan informasi produk, sangat penting untuk mendapatkan manfaat tingkat perlindungan paling tinggi terhadap virus," demikian pernyataan EMA.

Baca juga: Pejabat AS: Dosis penguat COVID berpotensi efek samping lebih serius

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa itu memperkirakan bahwa varian Delta akan menyumbang 90 persen dari varian yang beredar di Uni Eropa pada akhir Agustus.

Varian itu, yang pertama kali muncul di India itu, menyebabkan lonjakan kasus di seluruh dunia dan juga mengacaukan rencana pemulihan. Para peneliti dan produsen obat harus segera mengubah vaksin buatannya untuk mencegah hilangnya efektivitas terhadap varian baru.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu mengatakan varian Delta ditemukan di setidaknya 111 negara dalam dua bulan terakhir, dan sepertinya akan menjadi varian dominan global selama beberapa bulan ke depan.

Sumber: Reuters

Baca juga: EU: AstraZeneca punya profile risiko-manfaat baik di atas usia 60
Baca juga: EMA selidiki kematian perempuan penerima vaksin COVID Johnson&Johnson

Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021