Mengenal diet pescatarian dan manfaatnya

15 Juli 2021 13:50 WIB
Mengenal diet pescatarian dan manfaatnya
Ilustrasi diet pescatarian (ANTARA/Shutterstock)
Diet pescatarian belakangan kembali populer, dan itu adalah istilah yang disematkan pada seseorang yang mengonsumsi ikan dan makanan laut dalam menu vegetariannya.

Ada banyak alasan orang memilih untuk tidak makan daging dan unggas, tetapi tetap makan ikan. Beberapa orang memilih untuk menambahkan ikan ke dalam pola makan vegetarian sehingga mereka bisa mendapatkan manfaat kesehatan dari pola makan nabati plus ikan yang menyehatkan jantung.

Apa itu pescatarian?

Mengutip Healthline pada Kamis, sederhananya, pescatarian adalah seseorang yang tidak makan daging, namun tetap makan ikan.

Istilah pescatarian diciptakan pada awal 1990-an dan merupakan kombinasi dari kata Italia untuk ikan, "pesce," dan kata "vegetarian". Kadang-kadang dieja dengan "pescetarian" tetapi artinya sama.

Dalam literatur ilmiah, diet ini sering digambarkan sebagai "pesco-vegetarian" dan dikelompokkan ke dalam spektrum vegetarianisme. Menurut definisi tersebut, pescatarian adalah seseorang yang memilih untuk makan vegetarian, tetapi juga makan ikan dan makanan laut lainnya.

Ini adalah pola makan nabati yang sebagian besar berupa biji-bijian, kacang-kacangan dan lemak sehat di mana makanan laut memainkan peran kunci sebagai sumber protein utama.

Banyak pescatarian juga minum susu dan makan telur. Sama seperti diet vegetarian yang bisa sangat bervariasi, begitu juga dengan diet pescatarian.

Baca juga: Cerita Sherina pilih gaya hidup vegetarian

Baca juga: Amankah menerapkan pola makan vegan pada anak?


Halaman berikutnya: Mengapa orang memilih diet pescatarian?
Mengapa orang memilih diet pescatarian?

Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa pola makan nabati memiliki manfaat termasuk risiko obesitas dan penyakit kronis yang lebih rendah seperti penyakit jantung dan diabetes.

Menurut penelitian, Anda juga bisa mendapatkan banyak manfaat perlindungan dari diet pescatarian. Sebuah studi menemukan bahwa wanita yang menjadi pescatarian mendapat 2,5 pon lebih sedikit (1,1 kg) setiap tahun daripada wanita yang makan daging.

Orang-orang yang mengubah pola makan mereka ke arah yang lebih berbasis tanaman juga menunjukkan jumlah kenaikan berat badan yang lebih sedikit. Studi lain menyimpulkan bahwa pescatarian memiliki risiko 4,8 persen lebih rendah terkena diabetes dibandingkan dengan pemakan daging yang sebesar 7,6 persen.

Selain itu, sebuah penelitian besar yang mengamati seseorang yang jarang makan daging atau pescatarian, menunjukkan bahwa risiko kematian akibat penyakit jantung 22 persen lebih rendah dibandingkan dengan pemakan daging biasa.

Kepedulian lingkungan juga menjadi salah satu alasan mengapa seseorang menjadi pescatarian. Menurut PBB, memelihara ternak menyumbang 15 persen dari semua emisi karbon buatan manusia.

Sebaliknya, memproduksi ikan dan makanan laut memiliki jejak karbon yang lebih rendah daripada memproduksi semua jenis daging hewan atau keju.

Sebuah studi tahun 2014 menghitung bahwa diet pemakan ikan menyebabkan emisi gas rumah kaca 46 persen lebih sedikit daripada orang yang makan setidaknya satu porsi daging sehari.

Baca juga: Pertama kali, Michelin beri bintang pada restoran vegan

Baca juga: Disney bocorkan resep kue kering vegetarian yang legendaris


Halaman berikutnya: Apa yang dimakan pescatarian?

Apa yang dimakan pescatarian?

Diet pescatarian yang khas adalah vegetarian dengan tambahan makanan laut. Seorang pescatarian memakan biji-bijian utuh dan produknya, kacang-kacangan dan produknya termasuk lentil, tahu, dan hummus.

Pescatarian juga mengonsumsi selai kacang, rami, chia, biji rami, susu termasuk yogurt, susu, dan keju, buah-buahan, sayuran, ikan dan kerang, serta telur.

Akan tetapi, ada juga yang pantang dimakan oleh pescatarian yakni daging sapi, ayam, babi, domba dan ayam kalkun.

Kekurangan diet pescatarian

Sebenarnya tidak banyak kekurangan dari diet ini. Namun beberapa orang mungkin lebih rentan terhadap asupan ikan yang tinggi.

Ikan, terutama spesies yang lebih besar, dapat mengandung merkuri dan racun lainnya. Untuk alasan ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) merekomendasikan agar anak-anak dan wanita usia subur, terutama wanita hamil dan menyusui, harus menghindari tilefish, swordfish, hiu, dan king mackerel.

Populasi tersebut juga harus membatasi porsi tuna albacore dan yellowfin hingga seukuran telapak tangan per minggu. Tuna ringan lebih rendah merkuri dan tidak apa-apa untuk makan 2-3 porsi seminggu.

Baca juga: Diet pescatarian ala Ed Sheeran & Melaney Ricardo sebabkan imun turun?

Baca juga: Chef Marinka: Diet nabati semakin diminati

Baca juga: "Daging" berbahan nabati hadir di Indonesia, dimulai dari burger


 

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021