• Beranda
  • Berita
  • Hotel dan restoran di Kota Batu terdampak penerapan PPKM Darurat

Hotel dan restoran di Kota Batu terdampak penerapan PPKM Darurat

15 Juli 2021 16:18 WIB
Hotel dan restoran di Kota Batu terdampak penerapan PPKM Darurat
Dokumentasi - Salah satu hotel yang ada di wilayah Kota Batu, Jawa Timur. ANTARA/Vicki Febrianto

Hotel dan restoran, sangat terdampak PPKM Darurat. Untuk hotel, turun drastis, sampai nol persen (okupansi hotel)

Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat mulai 3 Juli 2021, memberikan dampak cukup dalam terhadap sektor perhotelan, dan restoran yang ada di wilayah Kota Batu, Jawa Timur.

Ketua Perhimpunan Hotel, dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu Sujud Hariadi, di Kota Batu, Jawa Timur, Kamis, mengatakan penerapan PPKM Darurat memberikan dampak cukup besar terhadap salah satu sektor unggulan di kota wisata itu.

"Hotel dan restoran, sangat terdampak PPKM Darurat. Untuk hotel, turun drastis, sampai nol persen (okupansi hotel)," kata Sujud kepada ANTARA.

Sujud menjelaskan, terkait okupansi atau tingkat keterisian kamar pada hotel-hotel di wilayah Kota Batu, hampir pada seluruh hotel tidak mendapatkan tamu yang menginap, karena adanya penyekatan selama masa PPKM Darurat.

Menurut dia, untuk saat ini hanya ada satu atau dua hotel yang masih mendapatkan kunjungan tamu. Namun, para tamu yang datang tersebut juga tidak dalam jumlah yang banyak, mengingat saat ini mobilitas masyarakat sangat dibatasi.

"Masih ada tamu pada satu, atau dua hotel. Mungkin terisi hanya lima kamar, tapi itu satu atau dua hotel saja," katanya.

Bahkan, lanjutnya, berdasarkan laporan dari anggota PHRI Kota Batu, setidaknya ada dua hotel besar yang telah menghentikan sementara operasional mereka. Karyawan hotel tersebut, saat ini dirumahkan sementara, dan akan dipanggil kembali saat hotel beroperasi.

Sujud menambahkan, sejauh ini, tidak ada karyawan hotel di wilayah Kota Batu, yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Ia mengingatkan, agar seluruh anggota PHRI Kota Batu bisa menerapkan protokol kesehatan dan mematuhi aturan selama PPKM Darurat.

"Ada dua hotel yang menutup operasional, itu hotel-hotel besar bintang 3-5, belum hotel yang kecil-kecil. Karyawan dirumahkan sementara, bukan PHK. Nanti akan dipanggil lagi," ujarnya.

Sementara itu, untuk restoran yang ada di wilayah Kota Batu, juga mengalami penurunan omzet mencapai 80 persen, dibandingkan kondisi sebelum penerapan PPKM Darurat. Penjualan secara online, atau membungkus makanan, tidak mampu mendongkrak omzet restoran yang ada.

"Orang datang ke restoran itu, terkadang mencari suasana yang berbeda. Bukan bungkus, untuk dibawa pulang. Sepertinya, dibanding sebelum PPKM Darurat, penurunan mencapai 80 persen," katanya.

PHRI Kota Batu menaungi kurang lebih sebanyak 70 hotel dan restoran yang ada di wilayah tersebut, dengan jumlah tenaga kerja mencapai ribuan orang.

Kota Batu merupakan salah satu kota wisata yang ada di wilayah Jawa Timur. Selama masa PPKM Darurat, seluruh sektor pariwisata di wilayah tersebut ditutup, termasuk juga membatasi mobilitas dari wilayah lain, untuk masuk ke Kota Batu.

Hingga saat ini, secara keseluruhan di wilayah tersebut, ada sebanyak 1.952 kasus konfirmasi positif COVID-19. Dari total tersebut, sebanyak 1.566 orang dilaporkan telah sembuh, 154 orang dinyatakan meninggal dunia, dan sisanya berada dalam perawatan.

Baca juga: Pemkot Batu pastikan seluruh tempat wisata ditutup selama PPKM Darurat

Baca juga: Pemkot Batu siapkan subsidi untuk pelaku usaha sektor pariwisata

Baca juga: Pemkot Batu terapkan PPKM tekan penyebaran COVID-19

 

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021