Sindhu incar medali emas Olimpiade Tokyo

15 Juli 2021 17:31 WIB
Sindhu incar medali emas Olimpiade Tokyo
Foto arsip - Pebulu tangkis tunggal putri India, Sindhu PV, berusaha mengembalikan kok ke arah pebulu tangkis Indonesia, Bellaetrix Manuputty, dalam partai kedua babak perempat final Piala Uber 2014 di Stadion Bulu Tangkis, Siri Fort Sports Complex, New Delhi, India, Kamis (22/5). Bellaetrix Manuputty tumbang dari Sindhu dengan skor 16-21, 21-10, 23-25. (ANTARA FOTO/Ismar Patrizki/14)
Bintang bulu tangkis India PV Sindhu mengincar emas Olimpiade Tokyo tetapi menyadari jalan menuju final tunggal putri akan sulit karena menampilkan sebagian besar pemain top dunia.

Peraih medali perak Olimpiade 2016 berusia 26 tahun tersebut bulan ini memenangkan satu dari dua medali India di Rio.

Dia bertekad menjadi lebih baik lima tahun kemudian dan menjadi peraih medali emas Olimpiade individu kedua untuk India dalam sejarah Olimpiade.

Sindhu mengatakan selain Carolina Marin yang mengalahkan Sindhu untuk mendapatkan emas Olimpiade 2016 namun kali ini pebulutangkis itu tidak akan dapat mempertahankan gelarnya karena cedera, salah satu pemain terkemuka dunia bisa finis teratas podium.

"Tak akan mudah. ​​Ada pemain-pemain bagus lainnya, seperti Tai Tzu-ying, Nozomi Okuhara, Ratchanok Intanon, Akane Yamaguchi, Chen Yu Fei," kata Sindhu dalam laman AFP, Kamis.

Baca juga: Profil atlet Olimpiade: Rio Waida, sang pemburu ombak

"Anda tidak bisa berharap kemenangan mudah atau pertandingan mudah, karena ini Olimpiade dan semua orang sudah bersiap menghadapinya."

Juara dunia 2019 itu mengatakan memenangkan medali emas adalah impiannya selama ini.

Meraih hadiah utama seperti itu akan sangat istimewa bagi India yang hanya memenangkan satu emas individu lewat petembak Abhinav Bindra dari nomor senapan udara 10m dalam Olimpiade Beijing 2008.

"Saya berkata pada diri sendiri, 'Tak apa, saya harus melakukannya dengan baik dan tidak memikirkan apa yang bakal terjadi nanti dan menghadapi satu pertandingan pada satu waktu," kata Sindhu.

Keterampilan baru

Sindhu yang pertama kali menarik perhatian dunia bulu tangkis saat menembus 20 besar saat usia 17 tahun pada September 2012, diasuh pelatih Park Tae-sang dari Korea Selatan sejak 2019.

Baca juga: Profil atlet Olimpiade: Mutiara-Melani, debut perdana pedayung muda

Dalam All England di Birmingham, kompetisi internasional terakhir menjelang Olimpiade Tokyo yang dibuka pada 23 Juli, dia kalah dalam semifinal melawan Pornpawee Chochuwong dari Thailand.

Saat ini dia menduduki urutan ketujuh dalam peringkat putri yang dipuncaki pebulutangkis Taiwan Tai Tzu-ying

Persiapan banyak atlet untuk Olimpiade sangat terpukul oleh pandemi virus corona, tetapi Sindhu mengatakan para pebulutangkis telah menggunakan waktu untuk memperbaiki tekniknya.

"Setiap atlet akan mempelajari keterampilan baru atau teknik baru dan itu akan sulit sekali," kata Sindhu yang berlatih di kota Hyderabad di India selatan.

"Baru bermain lagi setelah beberapa bulan pasti akan berbeda. Semua orang mungkin bermain  dengan strategi baru."

Baca juga: Data-fakta wabah virus corona di Olimpiade Tokyo

Sindhu mengaku telah melatih teknik dan keterampilannya dengan Park, seraya  menambahkan bahwa "kami telah sedikit meningkat".

"Pastinya saya 100 persen saat ini. Bagi saya peringkat tidak masalah karena jika Anda bermain bagus dan menang, otomatis peringkat Anda akan naik," kata Sindhu seperti dikutip AFP.

Dia tidak gentar terhadap aturan ketat yang diberlakukan penyelenggara kepada atlet dari India dan negara-negara lain yang dilanda infeksi virus corona. Dia malah menyebutnya "New Normal".

"Kali ini ada banyak protokol, kita tidak bisa keluar, harus tetap berada dalam gelembung bio, dites setiap hari. Tapi penting untuk hanya fokus kepada permainan Anda."

Baca juga: Profil Atlet Olimpiade: Panahan Diananda Choirunnisa

"Ketika Anda diberitahu untuk dites setiap hari, banyak yang mungkin berkata : "Apa-apaan ini? Haruskah? Mengapa hanya kepada kami. Tapi ini demi keselamatan semua orang."

Pewarta: Gheovano Alfiqi/Bayu Kuncahyo
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021