Wakil Ketua MPR RI yang juga Ketua Yayasan Sukma Lestari Moerdijat mengatakan perlu sistem pembelajaran adaptif dan sinergis untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Aceh terutama akibat pandemi COVID-19.Kemampuan adaptasi dalam menyikapi perubahan zaman saat ini sangat diperlukan
"Perubahan sistem pembelajaran di masa pandemi berdampak pada kualitas pendidikan di Tanah Air yang membutuhkan upaya adaptasi lewat berbagai inovasi," kata dia, melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan ada beberapa hal yang menjadi pekerjaan rumah bersama di sektor pendidikan, di antaranya penurunan kemampuan belajar siswa atau "learning loss" budaya pembelajaran, adaptasi belajar dan inovasi pembelajaran.
Karena itu, diperlukan restrukturisasi sistem dan tata pembelajaran secara sinergis untuk meningkatkan mutu pendidikan saat ini. Pendidikan yang berkualitas dan berkelanjutan, patut disiapkan dengan mempertimbangkan situasi lokal mengingat Indonesia memiliki sumber daya manusia dengan perbedaan suku, agama, bahasa, budaya dan adat istiadat.
Pascabencana dan tsunami Aceh, ujar Rerie sapaan akrabnya, Yayasan Sukma hadir untuk merevitalisasi pendidikan di Aceh dengan mendirikan Sekolah Sukma Bangsa di Pidie, Bireuen dan Lhokseumawe.
Sekolah Sukma Bangsa menanamkan filosofi "school that learns" sebagai fondasi pengembangan sekolah. Dalam perkembangannya Sekolah Sukma Bangsa dengan kemampuan inovasinya di setiap periode, merumuskan kurikulum perdamaian dan resolusi konflik berbasis sekolah.
Rerie menilai mutu pendidikan sesungguhnya tidak diukur dengan variabel dan parameter "dari luar", tetapi dimulai dengan kemampuan institusi untuk melakukan pembelajaran dengan bekal kemampuan inovasi.
Senada dengan itu, Anggota Komisi X DPR RI dari Aceh Illiza Saaduddin Djamal berpendapat peserta didik di Aceh harus menjadi anak yang berilmu, beriman, dan berakhlak mulia.
Proses pendidikan harus lebih baik. Tetapi, kondisi pendidikan saat ini banyak sekali berubah akibat pandemi COVID-19. Penerapan protokol kesehatan di sekolah menjadi suatu kewajiban. Selain itu, pemanfaatan teknologi dalam proses pendidikan juga harus dilakukan dalam situasi pandemi.
"Kemampuan adaptasi dalam menyikapi perubahan zaman saat ini sangat diperlukan," ujarnya.
Antropolog UIN Ar-Raniry Aceh Reza Idria menilai setiap manusia harus dilihat berbeda karena memiliki kemampuan yang berbeda-beda.
Jadi, ujar Reza lagi, cara pendekatannya pun berbeda-beda pula, demikian juga pendekatan terhadap manusia di Aceh dalam hal pendidikan.
Baca juga: Tiga sekolah di Banda Aceh ditutup karena abaikan protokol kesehatan
Baca juga: Meski pandemi, kualitas belajar daring di Banda Aceh harus meningkat
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021