Lifter putri Indonesia Nurul Akmal akan menjalani debutnya di Olimpiade Tokyo setelah masuk daftar enam besar dunia kualifikasi Federasi Angkat Besi Internasional (IWF).
Kelolosan Nurul Akmal Ke Olimpiade Tokyo itu bisa dibilang cukup mengejutkan. Pasalnya, dia masih berada di posisi ke-14 dunia hingga akhir tahun 2020. Namun ia kemudian berhasil masuk enam besar dunia setelah mengikuti beberapa turnamen kualifikasi pada tahun ini.
Nurul yang turun di kelas berat +87kg itu sebetulnya telah mengikuti beberapa turnamen kualifikasi yang digelar sejak 2018 demi mendongkrak poinnya. Hingga pada akhirnya, ia mengumpulkan 2,106,0567 poin dalam daftar ranking Race to Tokyo yang dirilis IWF dan memastikan satu tiket ke pesta olahraga empat tahunan itu.
Baca juga: Rio Waida dan Nurul Akmal akan jadi pembawa bendera di Olimpiade Tokyo
Turnamen pertama yang diikuti adalah IWF World Championships 2018 di Ashgabat, Turkmenistan. Ia berada di peringkat ke-12 dengan angkatan total 251kg dari snatch 105kg dan clean and jerk 146kg.
Nurul mempertajam catatan tersebut pada ajang EGAT’s Cup International Weighlifting Championships di Thailand dengan total angkatan 260kg, snatch 111kg dan clean and jerk 149kg.
Penampilan atlet yang kini berusia 28 tahun tersebut justru menurun saat tampil di dua ajang kualifikasi berikutnya. Di IWF World Cup 2019 di Fuzhou, China, ia membukukan total angkatan 255kg, snatch 112kg, clean and jerk 143kg. Sementara di Asian Championships 2019 di Ningbo, China (total angkatan 250kg, snatch 107kg dan clean and jerk 143kg).
Angkatan Nurul kembali membaik saat tampil di IWF World Championships 2019 di Pattaya, Thailand. Meski berada di posisi ke-11, namun total angkatannya meningkat menjadi 260kg dengan snatch 110kg dan clean and jerk 150kg.
Demikian pula saat berlaga di ajang Grand Prix 6th Qatar International Cup 2019 di Doha. Total angkatannya meningkat menjadi 261kg (snatch 113kg dan clean and jerk 140kg) dan membawa pulang medali perunggu kelas +87kg putri.
Sempat vakum dari berbagai kejuaraan internasional sepanjang tahun 2020 karena pandemi COVID-19, Nurul baru tampil lagi di Asian Championships di Tashkent, Uzbekistan, April 2021, yang sekaligus menjadi turnamen terakhir yang diikutinya sebelum ke Tokyo.
Dia mencatatkan total angkatan 251kg, dengan snatch 111kg dan clean and jerk 140kg.
Baca juga: Lifter Nurul Akmal hadapi lima lawan di kelas 75+kg putri
Bagi Nurul, lolos ke Olimpiade adalah puncak kariernya sebagai atlet. Pasalnya, ia meniti kariernya mulai dari kompetisi tingkat daerah, seperti Pekan Olahraga Aceh (Pra-PORA), Kejuaraan Nasional, Pekan Olahraga Nasional (PON).
Lifter asal Aceh itu juga sebelumnya telah mencatatkan namanya bersama tim Indonesia di beberapa kejuaraan internasional, seperti Islamic Solidarity Games 2017, Universiade Taipei 2017, dan Asian Games 2018.
Pada Islamic Solidarity Games 2017 di Baku, Azerbaijan, Nurul memenangi medali perak kelas +75kg, yang menjadi medali pertamanya dalam ajang internasional.
Sementara di Asian Games 2018 Jakarta, Nurul harus puas berada di posisi keenam kelas +75kg dengan total angkatan 253kg (snatcg 116kg dan clean and jerk 137kg).
Kelolosan Nurul Akmal ke Olimpiade sekaligus menjadi catatan sejarah karena ia menjadi atlet pertama dari Aceh yang mampu tampil di pesta terakbar sejagad itu sejak 33 tahun silam.
Sebelumnya, ada Alkindi yang menjadi atlet pertama Aceh yang berlaga di Olimpiade 1988 Seoul, Korea Selatan pada cabang anggar.
Di Olimpiade Tokyo, Nurul akan bersaing menghadapi lifter-lifter kelas dunia asal Australia, China, Austria, Belgia, Cuba, Inggris Raya, Korea Selatan, dan Amerika Serikat, dan lifter transgender asal Selandia Baru Laurel Hubbard.
Baca juga: Indonesia loloskan lima lifter ke Olimpiade Tokyo
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021