"Mereka membunuh orang-orang... Lihat lah, satu-satunya pandemi yang kita alami berada di orang-orang yang tidak divaksin. Mereka membunuh orang-orang," kata Biden di Gedung Putih, emnjawab pertanyaan tentang misinformasi, dikutip dari Reuters, Sabtu.
Hoaks tentang COVID-19 sering ditemukan di media sosial antara lain Facebook, Twitter dan YouTube. Peneliti dan pengambil kebijakan berulang kali menuduh Facebook gagal mengatut konten berbahaya yang beredar.
Baca juga: Pentingnya peran masyarakat untuk tangkal hoaks dan disinformasi
Facebook menyatakan mereka sudah memiliki aturan soal klaim yang salah tentang vaksin dan COVID-19 dan sudah memberikan informasi yang terpercaya untuk topik tersebut.
"Kami tidak akan terdistraksi oleh tuduhan yang tidak didukung fakta," kata juru bicara Facebook Kevin McAlister.
"Faktanya, lebih dari 2 miliar orang menonton informasi resmi tentang COVID-19 dan vaksin di Facebook, lebih banyak dibandingkan tempat lainnya di internet," kata McAlister.
"Lebih dari 3,3 juta orang Amerika juka menggunakan perangkat untuk menemukan di mana dan bagaimana cara mendapatkan vaksin. Faktanya menunjukkan Facebook membantu menyelamatkan nyawa. Titik," kata dia.
Baca juga: Tips hadapi orang terjebak hoaks vaksin COVID-19
Twitter dan YouTube tidak memberikan komentar atas isu ini.
Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki juga mengkritik Facebook.
"Tentu, ada langkah yang sudah mereka ambil. Mereka perusahaan swasta. Ada langkah-langkah tambahan yang bisa mereka ambil. Jelas bahwa ada lebih banyak yang bisa diambil," kata Psaki.
Psaki menyatakan ada 12 orang yang bertanggung jawab terhadap lebih dari 65 hoaks tentang vaksin yang beredar di media sosial, mengutip data dari Center for Countering Digital Hate pada Mei lalu. Facebook meragukan metode penelitian tersebut.
Baca juga: Biden fokus pada varian Delta saat vaksinasi akan capai 160 juta orang
Baca juga: Biden desak orang Amerika bantu untuk akhiri pandemi
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021