Dalam sehari, tercatat hanya 15 orang yang mau mendonorkan darah ke kantor PMI Jakarta Barat.
"Ya menurun. Biasanya 20 orang sampai 30 orang sehari sekarang bisa cuman delapan, sembilan sampai 10 orang. Kadang 15 orang," kata Baharuddin selaku Ketua PMI Jakarta Barat di Jakarta, Senin.
Baca juga: PMI Jakbar himpun 5,8 miliar pada penutupan Bulan Dana 2020
Baca juga: PMI Jakbar himpun 5,8 miliar pada penutupan Bulan Dana 2020
Menurut Baharuddin, banyak warga yang enggan mendonorkan darah karena takut terpapar virus COVID-19, terlebih saat ini angka penyebaran masih tinggi.
Padahal, setiap warga yang akan mendonorkan darah pasti menjalani tes kesehatan demi memperkecil potensi penyebaran virus.
"Kita benar-benar saring ya, apa lagi kadang - kadang orang baru kena COVID-19 kan enggak boleh kan," kata Baharuddin.
Tidak hanya darah, Baharuddin mengaku ketersediaan plasma konvalesen di PMI Jakarta Barat juga kerap habis.
Baca juga: PMI Jakbar bagikan 43.200 paket sabun dukung kampanye cuci tangan
Baca juga: PMI Jakbar bagikan 43.200 paket sabun dukung kampanye cuci tangan
Hampir setiap hari permintaan plasma konvalesen selalu ada sehingga PMI tidak punya persediaan plasma di laboratorium.
Ketika ditanya berapa stok plasma dan darah yang saat ini PMI miliki, Baharuddin tidak bisa menjelaskan dengan rinci.
"Stok darah itu orang laboratorium yang pegang," kata dia singkat.
Baharuddin berharap masyarakat tak ragu untuk mendonorkan darah saat PPKM darurat. Dia juga memastikan proses donor darah akan dilakukan dengan aman tanpa khawatir terpapar COVID-19.
"Masyarakat tidak perlu takut dengan suasana donor karena sebelum dilakukan donor ada proses pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter," kata dia.
Baca juga: PMI Jakarta Barat targetkan galang dana kemanusiaan hingga Rp5 miliar
Baca juga: PMI Jakarta Barat targetkan galang dana kemanusiaan hingga Rp5 miliar
Pewarta: Walda Marison
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021