Edukasi harus gencar dilakukan pemerintah
Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) menyatakan pelaksanaan vaksinasi anak harus berjalan beriringan dengan vaksinasi guru dan tenaga kependidikan.
“Vaksinasi anak dan guru harus dilakukan bersamaan, khususnya yang berada di zona hijau dan angka positivity rate-nya di bawah lima persen, sehingga bisa mempercepat pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas,” ujar Koordinator Nasional P2G, Satriwan Salim, di Jakarta, Senin.
Dia menambahkan pelaksanaan vaksinasi anak akan lebih sulit dibandingkan vaksinasi untuk guru dan tenaga kependidikan.
Baca juga: P2G minta pemerintah percepat vaksinasi anak dan guru
Baca juga: Dokter anak: Vaksinasi anak bisa dilakukan menggunakan vaksin Sinovac
Pasalnya, jumlah anak berusia 12 tahun hingga 17 tahun ada sekitar 20 juta.
Sementara vaksinasi guru dan tenaga kependidikan yang targetnya 5,6 juta baru bisa terealisasi dua juta guru dan tenaga kependidikan hingga pertengahan Juli.
Lambannya vaksinasi untuk guru dan tenaga kependidikan tersebut dikarenakan terbatasnya ketersediaan vaksin di daerah. Misalnya di Kabupaten Tanah Datar dan Bima, pelaksanaan vaksinasi terkendala karena kehabisan stok vaksin.
“Kami mengapresiasi Kemenkes, Kemendikbudristek, Kemenag, dan Pemda yang gencar melakukan vaksinasi anak pada usia 12 tahun hingga 17 tahun,” terang dia.
Satriwan menambahkan perlu adanya edukasi dari pemerintah terkait pelaksanaan vaksinasi anak tersebut, terutama bagi orang tua. Hasil survei P2G menunjukkan sebanyak 36 persen orang tua ragu dan tidak setuju dilakukan vaksinasi pada anaknya.
“Edukasi harus gencar dilakukan pemerintah baik melalui media arus utama maupun media sosial, sehingga orang tua mau mengizinkan anaknya divaksinasi,” imbuh dia.
Baca juga: P2G : Pemerintah perlu edukasi manfaat vaksinasi anak
Baca juga: IDAI Jakarta: Tak banyak ditemukan KIPI vaksinasi COVID-19 pada anak
Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021