Jepang telah mengumumkan keadaan darurat COVID-19 untuk Tokyo selama berlangsungnya gelaran olahraga multievent dunia tersebut.
Kekhawatiran publik meningkat karena ajang tersebut dihadiri oleh puluhan ribu atlet, ofisial dan jurnalis luar negeri, yang ditakutkan dapat mempercepat tingkat penularan virus corona di Tokyo dan menimbulkan varian yang lebih menular atau lebih mematikan.
Media Jepang melaporkan sejumlah kasus COVID-19 ketika peserta Olimpiade minum-minum di pusat kota Tokyo atau melanggar karantina.
"Insiden-insiden itu juga telah diangkat dalam National Diet, dan berpotensi merusak reputasi Olimpiade Tokyo 2020 dan organisasi Anda," kata penyelenggara, merujuk pada laporan media baru-baru ini di Jepang, dikutip dari Reuters, Senin.
Baca juga: Pemain voli pantai Ceko positif COVID-19
Baca juga: Panpel Olimpiade: 21 orang kontak erat dengan atlet positif COVID-19
Oleh sebab itu, penyelenggara terus mengingatkan para peserta untuk "tidak mengunjungi restoran yang buka setelah pukul 20.00 atau yang menyajikan alkohol."
"Bahkan setelah 14 hari pertama Anda di Jepang, tindakan tersebut akan dianggap seperti mengunjungi bisnis yang beroperasi secara ilegal dan dapat menimbulkan risiko besar bagi reputasi diri Anda sendiri, organisasi Anda dan Olimpiade Tokyo 2020," kata penyelenggara dalam catatan yang dikirim ke petugas yang bertanggung jawab untuk memastikan seluruh peserta Olimpiade Tokyo mengikuti protokol tersebut.
Penonton dilarang hadir di hampir seluruh acara atau pertandingan Olimpiade, dan virus corona diketahui telah menginfeksi sejumlah tim telah yang tiba di Jepang dalam waktu kurang dari satu pekan menjelang upacara pembukaan ajang bergengsi tersebut pada 23 Juli.
Baca juga: Altet Uganda yang hilang tertangkap kamera di stasiun Nagoya
Baca juga: Dua pertiga warga Jepang masih ragu Olimpiade digelar dengan aman
Baca juga: Enam atlet Inggris Raya isolasi di Tokyo dengan protokol COVID-19
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021