Dalam audiensi dengan PPI dunia yang digelar secara daring, Senin (19/7), Sandiaga mengatakan ada sekitar 50 ribu pelajar Indonesia yang tersebar di seluruh dunia, sehingga, mereka diharapkan dapat berkontribusi bagi negara.
“Saya yakin dengan pengalaman dan pengetahuan baru yang didapat dari luar negeri, kita dapat mengembangkan kemahiran lintas budaya, mengembangkan jejaring internasional, dan ini bisa kita manfaatkan dalam transformasi Indonesia berkolaborasi, beradaptasi, dan berinovasi untuk memaksimalkan peluang-peluang yang ada,” kata Sandiaga dalam siaran pers dikutip Selasa.
Baca juga: Kemenparekraf umumkan program "Spice Up To The World"
Menurut dia, para pelajar yang merupakan duta Merah Putih di dunia Internasional tersebut perlu membangun narasi positif terkait Indonesia, terutama untuk mempromosikan pariwisata dan ekonomi kreatif Tanah Air.
“Seperti yang disebutkan oleh New York Times, saat ini Indonesia menjadi episentrum penyebaran COVID-19 di dunia, tapi kita perlu menarasikan bahwa kita semua tengah berupaya menanggulangi hal ini dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin, vaksinasi yang diperluas, testing dan tracing yang ditingkatkan," kata Sandiaga.
"Khusus di sektor parekraf, Kemenparekraf juga sudah menginisiasi sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability), dan mendorong jumlah vaksinasi hingga dua juta dosis perhari,” sambung dia.
Lebih lanjut, Sandiaga juga mengingatkan agar para anggota PPI dunia selalu menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin.
“Sebagai aset bangsa, jangan lengah dalam menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan disiplin. Karena untuk bisa berkontribusi bagi negara, kalian harus sehat,” kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf Nia Niscaya menambahkan, para anggota PPI dunia harus terus menggaungkan konten-konten untuk membangun kepercayaan pasar bagi pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia.
“Konten ini bisa diunduh di situs Indonesia.travel karena pascapandemi COVID-19, yang menjadi perhatian pasar terhadap sektor pariwisata bukan keindahan alam ataupun budaya, tetapi faktor kesehatan,” ucap Nia.
Baca juga: Indonesia Spice Up The World naikkan peluang di industri kuliner dunia
Baca juga: Sandiaga Uno targetkan 90-95 persen pelaku parekraf divaksin
Baca juga: Kemenparekraf gagas program buka 4.000 resto di mancanegara
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021