KBRI mengadakan shalat Idul Adha pada tahun ini dengan pertimbangan situasi COVID-19 yang sudah terkendali di Brunei, demikian keterangan KBRI Bandar Seri Begawan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Total kasus COVID-19 di Brunei Darussalam tercatat 309 kasus dengan rincian 265 kasus sembuh, 41 kasus aktif, dan 3 korban jiwa.
"Alhamdulillah, situasi tahun ini lebih baik sehingga KBRI bisa kembali mengadakan Shalat Idul Adha bersama masyarakat Indonesia," ujar Duta Besar RI untuk Brunei Darussalam, Sujatmiko.
Shalat Idul Adha itu dimulai tepat pada pukul 07.00 pagi (waktu setempat) dan dihadiri ratusan jamaah.
Baca juga: Dubes RI imbau pekerja migran Indonesia di Brunei patuh hukum setempat
Ibadah tersebut dilaksanakan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang berlaku di Brunei, seperti pembatasan jumlah orang yang hadir (maksimal 1000 orang), pengecekan suhu badan, pemindaian QR Code saat memasuki kompleks KBRI, membawa sajadah sendiri, dan wajib memakai masker.
Acara perayaan Idul Adha merupakan salah satu ajang berkumpul untuk mempererat silaturahmi antara WNI dan juga sebagai pengobat rindu akan suasana kampung halaman.
Dosen Indonesia yang mengajar di Universitas Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA), Anis Malik Thoha, bertindak selaku khatib.
Dalam khotbahnya, Anis mengajak jamaah untuk mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah, terutama kesehatan. Ia juga mengajak jamaah berdoa bersama untuk Indonesia yang sedang berjuang melawan tingginya kasus COVID-19.
Di Brunei Darussalam, 10 Zulhijah 1442 H jatuh pada Rabu, 21 Juli 2021, sesuai hasil rukyah yang diadakan oleh pegawai Hakim Syar’ie, Mahkamah Syariah, Jabatan Kehakiman Negara, Mufti Kerajaan, Kementerian Agama dan Kementerian Pembangunan di beberapa lokasi di Brunei.
Hal itu memang berbeda dari kebanyakan negara berpenduduk muslim pada umumnya yang merayakan Idul Adha pada 20 Juli 2021.
Baca juga: BI dan Bank Sentral Brunei Darussalam kerja sama anti pencucian uang
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021