• Beranda
  • Berita
  • Perlukah memberikan dosis ketiga untuk masyarakat umum?

Perlukah memberikan dosis ketiga untuk masyarakat umum?

21 Juli 2021 17:14 WIB
Perlukah memberikan dosis ketiga untuk masyarakat umum?
Seorang tenaga kesehatan menerima suntikan dosis ketiga vaksin COVID-19 sebagai booster di RSCM Jakarta, Ahad (18/7/2021), perlindungan dari risiko tertular. ANTARA/HO-Humas Kemenkes.
Pemerintah Indonesia resmi melaksanakan pemberian vaksin booster dosis ketiga bagi para tenaga kesehatan (nakes), menyusul tingginya lonjakan kasus positif dan mutasi virus COVID-19. Pemberian vaksin dosis ketiga kepada nakes lalu menimbulkan pertanyaan, apakah nantinya masyarakat umum perlu mendapatkan tambahan dosis vaksin lagi.

Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, dr. Syahril Mansyur Sp.Paru, mengatakan, saat ini pemberian vaksin dosis ketiga masih diprioritaskan untuk tenaga kesehatan.

"Booster untuk para nakes sudah dimulai dengan menggunakan vaksin Moderna. Nantinya, untuk yang lain, akan dilakukan secara prioritas dan bertahap," kata dr. Syahril melalui seminar daring, Rabu.

Baca juga: Mobil vaksinasi keliling sasar enam titik di Jaksel

Sependapat dengan Syahril, Medical Senior Manager PT Kalbe Farma, dr. Esther Kristiningrum mengatakan pemberian booster vaksin diprioritaskan kepada tenaga kesehatan lantaran mereka adalah garda terdepan dalam penanganan COVID-19. Namun, ia berpendapat, tidak menutup kemungkinan masyarakat umum mendapatkan dosis tambahan vaksin.

"Kalau untuk umum, tentunya bisa (dapat) booster. Namun, berapa lama efektivitas vaksin masih dalam penelitian, sehingga kemungkinan setelah beberapa bulan, antibodi vaksin kedua menurun sehingga perlu booster," kata dr. Esther.

Ketika disinggung mengenai efektivitas vaksin dengan varian atau mutasi baru virus, ia mengatakan semua vaksin masih cenderung efektif, walaupun ada juga kemungkinan efektivitas.

Lebih lanjut, dr. Esther mengatakan, masyarakat tidak perlu panik, karena yang terpenting adalah mendapatkan vaksinasi lengkap sebanyak dua dosis terlebih dahulu untuk membentuk pertahanan dan imunitas tubuh yang baik, sebelum akhirnya mencapai kekebalan komunal (herd immunity).

"Yang penting sekarang adalah bagaimana kita mencapai herd immunity terlebih dulu, setidaknya sekitar 70-75 persen supaya bisa menghambat penularan. Di sisi lain, vaksin dosis ketiga juga masih bertahap datangnya, sehingga nakes menjadi prioritas. Tapi, tidak menutup kemungkinan (masyarakat) untuk mendapatkan vaksin dosis ketiga," jelas dia.

Sebagai informasi, pada Jumat (16/7), booster vaksin dilakukan terhadap tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Para nakes yang mendapat booster ialah mereka yang telah mendapat dua dosis vaksin Sinovac.

Vaksin Moderna dari Amerika Serikat disebut memiliki efikasi 94 persen, dan sudah tiba di Indonesia sebanyak 4.500.160 dosis. Vaksin itu pun sudah mendapat emergency use authorization dari BPOM dan dialokasikan untuk program vaksin pemerintah.

Jika menilik ke luar, sejumlah negara lain di dunia juga telah mempertimbangkan untuk memberikan dosis vaksin ketiga. Mengutip dari Kantor Berita Anadolu Turki, Swedia akan mulai memberikan dosis ketiga vaksin virus corona musim gugur ini.

Richard Bergstrom, koordinator vaksinasi negara itu mengatakan seseorang masih bisa terinfeksi virus corona bahkan setelah menerima dua dosis vaksin. Ia menyarankan semua orang harus berhati-hati. "Dosis ketiga harus diberikan," tambahnya.

Baca juga: Kadin Indonesia ingin lakukan pengadaan vaksin COVID secara mandiri

Baca juga: Anies targetkan setiap hari per kelurahan 1.000 orang divaksin

Baca juga: Dokter anak: Vaksinasi anak bisa dilakukan menggunakan vaksin Sinovac

 

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021