Proses produksi dan layanan purna jualnya melibatkan SMK
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) turut dilibatkan dalam praktik perakitan laptop produk dalam negeri (PDN).
“Siswa SMK dilibatkan dalam praktik perakitan dan juga tenaga layanan purna jualnya untuk produk teknologi informatika dan komunikasi (TIK) PDN. Jadi semuanya lengkap, dengan menghadirkan ekosistem dalam menciptakan suatu produk,” ujar Nadiem dalam telekonferensi yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Kemendikbudristek juga akan menggunakan produk TIK dalam negeri untuk program digitalisasi sekolah yang melibatkan sekitar 12.000 sekolah dengan sebanyak 190.000 laptop PDN.
Begitu dalam proses perakitan turut melibatkan laptop PDN tersebut. Nadiem menyebut sebanyak 400 SMK dan politeknik terlibat dalam sistem produksi laptop tersebut.
Nadiem menambahkan bahwa hal itu merupakan contoh praktik baik dalam pelaksanaan produk dalam negeri dan penciptaan suatu industri, yang berasal dari kebutuhan dalam sektor pemerintahan.
“Keberhasilan ini berawal dari kecintaan kita dan kebanggaan kita atas produk dalam negeri. Marilah bergerak serentak mewujudkan Merdeka Belajar,” imbuh dia.
Baca juga: Nadiem: Program digitalisasi sekolah gunakan produk dalam negeri
Baca juga: Dukung Gernas BBI, produsen laptop rakit produk di dalam negeri
Dia menambahkan pihaknya mendorong kolaborasi antara institusi pendidikan dan industri dalam menghasilkan suatu produk inovasi. Mulai dari SMK hingga perguruan tinggi baik vokasi maupun akademik turut berpartisipasi dalam menghasilkan produk inovasi.
“Harapan kami, ini akan menjadi program pertama dengan skala begitu besar yang dapat memenuhi kebutuhan Kemendikbudristek maupun sistem pendidikan, yang proses produksi dan layanan purna jualnya melibatkan SMK dan perguruan tinggi,” harap dia.
Selain program digitalisasi sekolah, lanjut Nadiem, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp2,4 triliun untuk Dana Alokasi Khusus (DAK) 2021 di tingkat provinsi, kabupaten dan kota, yang akan digunakan untuk pembelian 240.000 laptop.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan saat ini produk TIK buatan industri dalam negeri sudah semakin berkembang. Menperin menegaskan, produk yang memiliki nilai penjumlahan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) di atas 40 persen, telah memiliki syarat untuk wajib dibeli, khususnya dalam pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah, BUMN, BUMD maupun swasta yang menggunakan APBN/APBD atau mengusahakan sumber daya yang dikuasai negara.
“Contohnya, untuk laptop, sudah terdapat 14 produk dalam negeri yang memiliki sertifikat TKDN, diproduksi oleh enam produsen di tanah air, dan delapan produk di antaranya telah memiliki nilai penjumlahan TKDN dan BMP di atas 40 persen,” kata Agus.
Selain itu, sudah terdapat 62 produk dalam negeri untuk Komputer Tablet yang memiliki sertifikat TKDN, yang diproduksi oleh 13 produsen lokal. Berikutnya, untuk router, sudah terdapat 4 produk dalam negeri yang memiliki sertifikat TKDN, diproduksi oleh empat produsen nasional, dan satu di antaranya memiliki nilai penjumlahan TKDN dan BMP di atas 40 persen.
Baca juga: SMK II Cikarang Barat Sukses Rakit Laptop
Baca juga: Sekolah Malaysia praktik merakit laptop ke Bandung
Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021