PT Berdikari (Persero) membuka peluang bagi peternak rakyat untuk bermitra dengan perseroan guna mendapatkan bibit ayam broiler atau day old chicken (DOC) dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan harga di pasaran dengan beberapa skema kemitraan.Saat harga kemarin sempat naik di Rp7.000 Rp8.000, tetap kita jual segitu. Artinya tidak jual lebih dari itu. Tapi tidak bisa jual di bawah Rp5.750, karena kita dituntut tidak rugi dalam berbisnis sebagai persero. Jadi ketika DOC harganya drop ke Rp4
Direktur Utama PT Berdikari Harry Warganegara dalam diskusi mengenai Bibit Ayam Broiler yang diselenggarakan oleh Pataka secara daring di Jakarta, Kamis, mengatakan pihaknya membuka peluang kepada peternak rakyat untuk bermitra dalam mengelola parent stock atau bibit induk ayam ataupun membeli DOC final stock secara langsung dengan harga tetap.
Harry mengatakan pihaknya menjual DOC final stock dengan harga tetap yaitu Rp5.750 sudah termasuk vaksin. Harga jual bibit ayam broiler tersebut tidak akan berubah mengikuti harga di pasaran.
"Saat harga kemarin sempat naik di Rp7.000 Rp8.000, tetap kita jual segitu. Artinya tidak jual lebih dari itu. Tapi tidak bisa jual di bawah Rp5.750, karena kita dituntut tidak rugi dalam berbisnis sebagai persero. Jadi ketika DOC harganya drop ke Rp4.000 kita tidak menjual di bawah harga Rp5.750," kata Harry.
Namun Berdikari memiliki opsi lain apabila peternak rakyat harus tetap membeli di harga Rp5.750 di saat harga DOC di pasaran di bawah harga tersebut. Opsi tersebut yaitu pembelian kembali atau buyback oleh Berdikari atas daging ayam karkas milik peternak rakyat di saat harga livebird jatuh di pasaran.
Apabila peternak rakyat tidak bisa menjual daging ayam karkas atau livebird di pasaran karena harga pasar yang di bawah harga pokok produksi (HPP), Berdikari akan membeli daging ayam karkas dengan harga di atas HPP peternak.
Harry mengatakan saat ini sudah ada 1.700 mitra peternak yang mengelola final stock dari Berdikari. Perseroannya membuka peluang kepada peternak rakyat untuk mengelola parent stock atau bibit indukan ayam dari PT Berdikari.
Keuntungan dari pengelolaan indukan ayam tersebut, peternak akan memiliki seluruh DOC final stock atau bibit ayam berusia satu hari yang dihasilkan dari indukan.
Namun PT Berdikari membuka peluang kemitraan tersebut bukan pada peternak perorangan, melainkan pada gabungan peternak dalam naungan badan hukum atau koperasi.
Harry mengakui bahwa PT Berdikari saat ini terbilang masih balita dalam industri perunggasan sehingga belum memiliki kapasitas yang besar dalam memproduksi bibit broiler dan menjualnya dengan harga terjangkau ke peternak rakyat.
Namun dia menyampaikan bahwa pemerintah bersama Kementerian BUMN, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Perdagangan bersinergi untuk memperbesar kapasitas Berdikari dari sisi produksi.
Harry menyebut perseroannya akan mendapatkan pembiayaan modal kerja dari Himpunan Bank Negara (Himbara) sehingga bisa meningkatkan kapasitas produksi.
Harapannya akan lebih banyak lagi peternak yang bisa mendapatkan harga bibit broiler dengan harga yang terjangkau sekaligus menstabilkan harga di pasaran.
Baca juga: Berdikari hadirkan produk olahan berkualitas harga terjangkau
Baca juga: Berdikari kerja sama dengan RPH jaga suplai-harga daging sapi
Baca juga: KBS-Berdikari Logistik kerja sama jaga stabilitas pangan
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021