Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai suku bunga kredit perbankan terus menurun walaupun masih terbatas, yang didorong suku bunga kebijakan moneter yang tetap rendah dan likuiditas yang masih longgar.BI mengharapkan perbankan untuk terus melanjutkan penurunan suku bunga kredit
"BI mengharapkan perbankan untuk terus melanjutkan penurunan suku bunga kredit, sebagai bagian dari upaya bersama untuk mendorong kredit kepada dunia usaha," kata Perry dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan Juli 2021 di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan, di pasar uang dan pasar dana, suku bunga PUAB overnight dan suku bunga 1 bulan deposito perbankan telah menurun, masing-masing sebesar 153 basis poin (bps) dan 209 bps sejak Mei 2020 menjadi 2,79 persen dan 3,60 persen pada Mei 2021.
Selain itu, di pasar kredit, penurunan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) perbankan juga terus berlanjut, meski dengan besaran respons yang lebih terbatas, yaitu menurun sebesar 169 bps sejak Mei 2020 menjadi 8,86 persen pada Mei 2021.
Baca juga: BI perkirakan kredit tumbuh 4-6 persen pada 2021
Menurut Perry, Harga Pokok Dana untuk Kredit (HPDK) menjadi pendorong utama penurunan SBDK, sedangkan peningkatan margin keuntungan masih berlanjut pada kelompok Kantor Cabang Bank Asing (KCBA) dan Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Di sisi lain, premi risiko perbankan menunjukkan penurunan, yang mengindikasikan persepsi risiko perbankan terhadap dunia usaha yang cenderung membaik.
"Penurunan premi risiko tersebut mendorong penurunan suku bunga kredit baru di hampir semua kelompok bank, kecuali kelompok Bank Umum Swasta Nasional (BUSN)," ujar Perry.
Berdasarkan jenis kredit, penurunan suku bunga kredit baru paling dalam terjadi pada jenis kredit mikro, diikuti oleh jenis kredit investasi dan modal kerja.
Baca juga: Gubernur BI tunjuk sejumlah bank dukung transaksi LCS dengan Tiongkok
Baca juga: BI turunkan proyeksi ekonomi RI jadi 3,5 persen-4,3 persen
Pewarta: Agatha Olivia Victoria/Satyagraha
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2021