Kepala BMKG Provinsi Jambi Remus L Tobing di Jambi, Kamis, mengatakan, di Provinsi Jambi ada tiga alat deteksi gempa yang berada di Kabupaten Kerinci, Sarolangun dan Muarojambi.
"Tiga alat deteksi gempa yang sudah disiagakan sejak dua tahun lalu itu secara periodik ditingkatkan daya sensitivitasnya supaya keakuratannya bisa diandalkan bila terjadi gempa," katanya.
Ia menjelaskan, alat deteksi gempa berbeda dengan alat deteksi prakiraan cuaca karena sistem kerjanya baru diketahui bila sudah terjadi gempa, sementara perkiraan cuaca bisa diprediksi untuk sepekan bahkan sebulan ke depan.
Gempa tidak bisa diprediksi, tapi bisa diketahui apakah daerah itu memiliki potensi atau tidak, seperti Sumatera Barat, Kabupaten Kerinci dan Provinsi Bengkulu merupakan daerah berpotensi gempa karena merupakan daerah patahan.
Interval waktu untuk mengetahui gempa juga sangat singkat yakni lima menit setelah kejadian.
Berbeda dengan prakiraan cuaca, badai dan hujan lebat bisa diketahui minimal satu jam sebelum kejadian, dan bisa dilakukan langkah antisipasi.
Menyikapi pendapat ahli geologi yang menyatakan di Sumatera Barat akan terjadi gempa 8,9 skala Ricther dan tsunami setinggi enam meter, Remus Tobing meminta masyarakat tidak menanggapi serius pendapat itu.
Dalam teori dan ahli mana pun tidak ada yang bisa memastikan waktu terjadi gempa. "Kalau Sumatera Barat, Kerinci dan Bengkulu berpotensi gempa sudah jelas ya, namun kapan daerah itu akan terjadi gempa, tidak ada yang bisa memastikan, termasuk alat yang bisa mendeteksinya kecuali sudah terjadi, baru dapat diketahui kekuatannya," kata Remus L Tobing.(*)
M037/N002
Pewarta: NON
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010