"Deg-degan juga excited karena baru pertama kali (tampil di Olimpiade Tokyo). Saya sangat grogi sebelum berlomba, sampai sempat gemetar. Sempat gentar juga karena melihat lawan-lawan yang lebih kuat,” kata Mutiara usai pertandingan seperti rilis dari KOI.
Mutiara mengakui bahwa lawan memang jauh lebih tangguh dan sudah berpengalaman tampil di Olimpiade sebelumnya.
Tangguhnya lawan juga diakui sang pelatih M. Hadris yang membuatnya tak terlalu memaksa anak asuhnya untuk mengejar lawan.
"Berat sekali karena lawan dari Eropa dan Amerika Serikat. Anak-anak sudah saya arahkan untuk berusaha dulu sampai jarak 1.000 meter. Kalau terlau jauh, iramanya diturunkan agar bisa menyimpan tenaga untuk babak repechage," kata Hadris.
"Faktor cuaca panas juga cukup berpengaruh karena kami berlatih di Pengalengan dengan suhu rata-rata 26 derajat, sementara hari ini suhu 32 derajat dengan rasa 34 derajat,” ujar Hadris.
Mutiara/Melani harus puas di posisi terakhir dalam persaingan heat 1 dengan catatan waktu 7 menit 52,57 detik. Mereka tertinggal dengan selisih 49,10 detik dari wakil Prancis Laura Tarantola/Claire Bove yang finis terdepan dengan membukukan 7:03,47 menit.
Posisi kedua ditempati pasangan asal Italia Valentina Rodini/Federica Cesarini yang terpaut 1,19 detik. Dengan hasil ini, keduanya berhak melaju ke semifinal.
Sementara Mutiara/Melani yang berada di urutan terakhir masih memiliki kesempatan melalui babak repechage. Mereka akan kembali bersaing dengan seluruh peserta dari heat 1, 2, dan 3 yang berada di urutan tiga ke bawah. Menghadapi babak repechage, Mutiara berjanji akan menyiapkan mental dan berusaha maksimal.
Baca juga: Kepercayaan diri kunci kemenangan tim panahan Indonesia atas AS
Baca juga: Jonatan menang mudah di laga pertama bulu tangkis Tokyo 2020
Baca juga: China raih emas pertama Olimpiade Tokyo
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2021