Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI) menekankan pentingnya pelibatan masyarakat dalam upaya merehabilitasi ekosistem mangrove menjelang peringatan Hari Mangrove Sedunia pada 26 Juli.
"Kerusakan mangrove bersangkutan dengan aktivitas manusia, terutama masyarakat sekitar, sehingga perbaikannya pun harus melibatkan mereka," kata Manajer Program Ekosistem Kelautan Yayasan KEHATI Yasser Ahmed sebagaimana dikutip dalam siaran pers yayasan yang diterima di Jakarta, Minggu.
Ia mengemukakan bahwa rehabilitasi ekosistem mangrove perlu dilakukan dengan memperhatikan aspek ekologi, sosial, dan ekonomi.
Secara ekologi, ia mengatakan, pemulihan ekosistem mangrove sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan kesesuaian bibit mangrove dengan kondisi lahan agar bibit dapat bertahan di lokasi tanam.
Dalam aspek sosial, ia mengemukakan pentingnya pelibatan masyarakat sekitar kawasan mangrove dalam upaya rehabilitasi mangrove. Masyarakat di sekitar kawasan mangrove harus dijadikan sebagai sebagai subyek sekaligus mitra dalam upaya pemulihan ekosistem.
"Dari awal, semua pihak harus memilik pola pikir bahwa tanggung jawab dan keberhasilan harus ditanggung dan dirasakan bersama," kata Yasser.
Ia menjelaskan bahwa upaya rehabilitasi mangrove sebaiknya juga mencakup program peningkatan pendapatan masyarakat melalui kegiatan seperti budi daya perikanan, ekowisata, dan kewirausahaan.
Menurut dia, Yayasan KEHATI menjalankan program rehabilitasi ekosistem mangrove sekaligus pengembangan ekowisata di daerah seperti Desa Pandansari di Kabupaten Brebes (Jawa Tengah) dan Desa Binanga di Kabupaten Majene (Sulawesi Selatan).
"Secara garis besar, ketepatan dalam mengonsepkan program rehabilitasi mangrove merupakan kunci sukses keberhasilan rehabilitasi mangrove. Hal ini dimulai dari penyusunan perencanaan, implementasi, dan monitoring serta evaluasi program rehabilitasi dengan memperhatikan aspek ekologi, sosial, dan ekonomi,” kata Yasser.
Dia juga menyampaikan perlunya pendampingan terhadap pelaksanaan program rehabilitasi mangrove dalam proyek tanggung jawab sosial perusahaan mengingat pemulihan ekosistem mangrove tidak selesai dengan hanya menanam bibit mangrove.
Baca juga:
BRGM: Kerusakan ekosistem mangrove kategori kritis mencakup 637.000 ha lahan
Peneliti sebut konflik lahan jadi kendala rehabilitasi mangrove kritis
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021