Taliban telah meningkatkan serangannya dalam beberapa pekan terakhir, merebut distrik-distrik pedesaan dan ibu kota-ibu kota provinsi di sekitarnya.
Rentetan serangan itu berlangsung setelah Presiden AS Joe Biden pada April mengatakan akan menarik pasukan AS dari Afghanistan hingga September yang mengakhiri 20 tahun kehadiran militer asing di negara itu.
"Amerika Serikat telah meningkatkan serangan udara untuk membantu pasukan Afghanistan dalam beberapa hari terakhir dan kami siap melanjutkannya selama beberapa pekan ke depan jika Taliban terus melakukan serangan," kata jenderal marinir Kenneth "Frank" McKenzie dalam konferensi pers di Kabul.
McKenzie, pemimpin Komando Pusat AS yang mengendalikan pasukan AS di kawasan yang mencakup Afghanistan, menolak mengatakan apakah pasukan AS akan melanjutkan serangan udara setelah misi militer mereka berakhir pada 31 Agustus.
"Pemerintah Afghanistan menghadapi ujian keras dalam beberapa hari ke depan... Taliban berusaha menciptakan keniscayaan terhadap serangan mereka," kata dia.
Namun, dia menambahkan bahwa kemenangan Taliban bukan tak bisa dihindari dan sebuah solusi politik tetap menjadi kemungkinan.
Pemerintah Afghanistan dan perunding Taliban telah bertemu di Doha, Qatar, dalam beberapa pekan terakhir, meski para diplomat mengatakan hanya ada sedikit tanda-tanda proses substantif sejak pembicaraan perdamaian mulai digelar pada September lalu.
Kalah dalam penguasaan wilayah, militer Afghanistan merombak strategi perangnya melawan Taliban dengan memusatkan pasukan di sekitar daerah paling kritis seperti Kabul, kota-kota lain, penyeberangan perbatasan, dan infrastruktur vital, kata pejabat Afghanistan dan AS.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan pada Sabtu (24/7) bahwa tugas utama pasukan Afghanistan adalah untuk memastikan mereka mampu memperlambat momentum Taliban sebelum mencoba merebut kembali wilayah yang jatuh.
McKenzie mengatakan kemungkinan akan ada peningkatan kekerasan setelah jeda hari raya Islam pekan ini. Dia juga mengatakan Taliban dapat mengalihkan fokusnya ke pusat-pusat kota yang pada penduduk.
"Mereka harus berurusan dengan kota-kota itu jika ingin mencoba dan merebut kembali kekuasaan," kata dia. "Saya tidak berpikir itu kesimpulan yang pasti bahwa mereka mampu menaklukkan kota-kota ini."
Sumber: Reuters
Baca juga: Kaum perempuan Afghanistan khawatir jika Taliban menang
Baca juga: Banyak wilayah dikuasai Taliban, Afghanistan ubah strategi perang
Baca juga: AS akan mulai evakuasi warga Afghanistan yang terancam
Pemerintah Afghanistan hormati keputusan AS tarik pasukan
Pewarta: Anton Santoso
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021