"Sakit COVID-19 ini bukan seperti penyakit kulit, dan bukan aib. Justru kalau saudara kita sakit itu harus kita bantu," ujar Budi dalam konferensi pers yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin.
Budi mengaku sedih dengan banyaknya pasien isolasi mandiri COVID-19 yang meninggal dunia di rumahnya.
Baca juga: Pemerintah mulai "testing" dan "tracing" kawasan padat minggu ini
Selain karena tidak diterima di rumah sakit, banyak di daerah yang masih menganggap orang terpapar COVID-19 sebagai orang terhukum dan tidak baik perilakunya.
Hal itu dapat menyebabkan orang-orang yang terpapar tidak mau dites maupun melapor, karena merasakan beban sosial.
"Justru mereka tidak lapor dan terlambat masuk rumah sakit, dan itu ciri penyebab kematian yang paling tinggi," ujar Budi.
Budi mengharapkan agar masyarakat dapat segera membantu penyembuhan orang terpapar COVID-19 dengan melapor ke fasilitas layanan kesehatan terdekat, agar segera diketahui derajat keparahannya.
Dengan begitu, Budi berharap agar angka kasus meninggal dunia akibat COVID-19 di Indonesia bisa semakin menurun.
Baca juga: Permintaan obat COVID-19 melonjak 12 kali lipat sejak Juni
Baca juga: Menteri BUMN pastikan ketersediaan obat COVID-19 hingga September 2021
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021