Menteri Pertanian Suswono di Jakarta, Senin malam, menyatakan, hal itu merupakan salah satu kesepakatan yang dihasilkan dalam Pertemuan Tingkat Menteri APEC tentang Ketahanan Pangan yang pertama di Jepang pada 16-17 Oktober 2010.
"Isu ketahanan pangan saat ini merupakan permasalahan global yang semakin serius dan mendesak untuk segera diupayakan pemecahannya," katanya menjelaskan hasil kunjungan ke Jepang mengikuti pertemuan tersebut.
Saat ini, lanjutnya, seperempat penduduk dunia yang kekurangan gizi berada di wilayah APEC, yang mana kondisi tersebut diperparah dengan wilayah Asia Pasifik yang sering menghadapi gangguan alam yang berpotensi mengganggu suplai bahan pangan.
Karena itu, lanjutnya, sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pangan regional dan kontribusi terhadpa ketahanan pangan secara global anggota APEC melakukan kesepakatan untuk kerja sama di sektor pertanian.
Dalam upaya pembangunan sektor pertanian berkelanjutan, menurut Suswono, antara lain perluasan kapasitas suplai pangan, peningkatan kesiapan pertanian terhadap bencana alam .
Selain itu, pembangunan masyarakat pedesaan dan mengatasi tantangan perubahan iklim global.
Mentan menyatakan, dalam The 1st APEC Ministerial Meeting On Food Security yang digelar di kota Niigata Jepang itu juga tercapai kesepakatan dalam hal fasilitasi investasi, perdagangan dan pasar.
Untuk itu, tambahnya, akan dilakukan promosi investasi pertanian, fasilitasi perdagangan pangan dan produk pertanian, penguatan kepercayaan terhadap pasar pertanian, begitu juga perbaikan praktek penyediaan dan perdagangan pangan yang aman.
Pada kesempatan itu, menurut Suswono, juga disepakati Deklarasi tentang ketahanan pangan di kawasan Asia Pasifik atau "Niigata Declaration on APEC Food Security" yang mana Indonesia berhasil memasukkan dua hal terkait upaya pencapaian Ketahanan Pangan berkelanjutan.
Kedua hal itu, tambahnya, yakni pentingnya diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal dan pentingnya kerjasama regional dalam mengatasi permasalahan kerawanan pangan darurat di kawasan. (S025/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010