Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memaparkan berbagai kontribusi Indonesia dalam menangani climate change atau perubahan iklim global mengingat penanganannya membutuhkan sinergi dari seluruh negara di dunia.Indonesia tidak seharusnya selalu dalam situasi menunggu dan defensif ketika negara lain membuat regulasi baru kita tergopoh-gopoh menyesuaikan,
“Indonesia tidak seharusnya selalu dalam situasi menunggu dan defensif ketika negara lain membuat regulasi baru kita tergopoh-gopoh menyesuaikan,” kata Sri Mulyani dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa.
Sri Mulyani mengatakan Indonesia sebagai negara yang besar dari sisi geografis, jumlah penduduk dan size ekonomi pasti menjadi salah satu negara yang diperhitungkan partisipasinya dalam menangani risiko perubahan iklim.
Ia menegaskan Indonesia harus mampu membentuk, mempengaruhi, bahkan menentukan langkah-langkah dalam menyiapkan tatanan global baru untuk menghadapi climate change.
Ia menuturkan nantinya suara Indonesia yang merupakan negara dengan level middle income adalah suara yang merepresentasikan kepentingan negara-negara berkembang karena akan berbeda dengan negara maju.
Kontribusi Indonesia yang pertama adalah Menteri Keuangan terpilih menjadi Co-Chair dari The Coalition of Finance Ministers for Climate Action.
Baca juga: Sri Mulyani: Perubahan iklim dan COVID-19 punya dampak sama
Kedua adalah Indonesia masuk dalam G20 yang akan mengusung isu climate change terutama aspek finance dan pembentukan task force perubahan iklim mulai 2022.
Dalam forum G20 turut dibentuk Kelompok Kerja Keuangan Berkelanjutan atau Sustainable Finance Working Group (SFWG) yang akan membahas berbagai kebijakan mengenai sustainable finance.
“Indonesia dalam hal ini juga masuk di dalam grup ini dan bahkan Indonesia sebagai presidensi akan sangat menentukan tahun depan,” ujar Sri Mulyani.
Ia menjelaskan beberapa area yang dibahas dalam SFWG tersebut meliputi penyelarasan arus keuangan dan akses terhadap informasi yang handal dan tepat waktu.
Kemudian assessment pengelolaan risiko iklim dan sustainability serta mengoptimalkan pendanaan publik dan sistem insentif.
Terakhir adalah cross-cutting isu atau elemen seperti katalisasi teknologi, inovasi dan digitalisasi serta strategi transisi keuangan.
Ia mengatakan Indonesia sendiri saat ini terus mengintegrasikan aspek sustainability dan climate change trap dalam semua pengambilan keputusan di bidang keuangan.
“Mainstreaming ini pasti terjadi. Jangan menunggu lebih baik kita inisiatif menyiapkan,” tegas Menkeu Sri Mulyani.
Baca juga: Sri Mulyani jadi Co-Chair Koalisi Menkeu Dunia untuk perubahan iklim
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021