"Saya kira mudah-mudahan seminggu sampai 10 hari sudah jadi, semua harus cepat," kata Menteri PUPR, di sela meninjau Rumah Sakit Lapangan Khusus COVID-19 (RSLKC) Bambanglipuro Bantul, DIY, Selasa.
RSLKC yang dibangun Pemerintah Kabupaten Bantul di gedung bekas Puskesmas Bambanglipuro sejak awal-awal pandemi COVID-19 ini memiliki kapasitas 50 tempat tidur dan rencananya akan ditambah sekitar 30 tempat tidur dengan bantuan dana Kementerian PUPR.
Menteri mengatakan, untuk percepatan penambahan kapasitas rumah sakit rujukan COVID-19 di Bantul itu, maka pembangunan sarana dan prasarana harus dilakukan selama 24 jam yang dibagi menjadi dua atau tiga shift kerja.
"Dua shift minimal, kalau bisa tiga shift, tapi tenaganya juga harus tetap shift, minimal dua shift supaya lebih cepat, saya kira tidak terlalu berat, ini untuk berpacu dengan waktu," katanya.
Menteri PUPR juga mengatakan, percepatan penambahan kapasitas rumah sakit rujukan COVID-19 di daerah zona merah kasus virus corona, tidak hanya dilakukan di RSLKC ini, namun juga rumah sakit lain di Bantul dan Yogyakarta.
"Saya kira penambahan kapasitas tidak hanya di sini saja, ada di RS Panembahan Senopati, RS Hardjolukito, dan RS PKU Muhammadiyah termasuk selter-selter, rusun-rusun (rumah susun) PU, Diklat PU," kata Basuki.
Menteri mengatakan, apalagi dari data yang diperoleh, bahwa di Yogyakarta masih ada sekitar 26 ribu orang yang melakukan isolasi mandiri di rumah-rumah karena kasus COVID-19.
"Dan itu yang akan kita coba supaya bisa termonitor, ini permintaan gubernur, sehingga kita akan cepat menyiapkan tambahan tidak hanya di rumah sakit, tapi juga selter-selter," katanya.
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021