Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (Kabalitbangbuk) Anindito Aditomo menegaskan bahwa pelaksanaan Asesmen Nasional (AN) tidak bermaksud untuk melakukan “profiling” atau menganalisa perilaku guru maupun siswa.
“Tidak ada “profiling” individu, melalui AN ini. Melalui AN ini, nantinya sekolah bisa melakukan refleksi diri, apakah sekolah saya sudah cukup aman dan apakah sudah berkebhinnekaan,” ujar Anindito dalam taklimat media secara daring di Jakarta, Selasa.
Dengan refleksi diri tersebut, sekolah terdorong untuk mencari tahu mengenai kondisi dan melakukan intervensi untuk memperbaiki keadaan tersebut.
Baca juga: Direktur GTK Kemendikbud: Kompetensi untuk pengarusutamaan Pancasila
AN terdiri dari tiga komponen yakni Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Lingkungan Belajar dan Survei Karakter. Sejumlah pegiat pendidikan mengkritisi contoh soal-soal Survei Lingkungan Belajar yang dinilai mirip dengan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dia mengakui bahwa soal-soal yang beredar tersebut merupakan soal Survei Lingkungan Belajar yang dilakukan secara terbatas di Sekolah Penggerak.
Anindito juga menjelaskan bahwa nantinya, hasil dari ketiga komponen AN akan disampaikan kepada sekolah dan pemerintah daerah sebagai bahan evaluasi diri dan perencanaan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Tidak ada konsekuensi diberikan terhadap peserta AN.
“Hasil pemetaan dari AN dapat membantu sekolah, pemerintah daerah, dan Kemendikbudristek untuk melakukan intervensi yang lebih terarah dan berbasis data, sehingga lebih sesuai kebutuhan. Umpan balik dari AN dibutuhkan untuk mendorong transformasi pendidikan ke arah yang lebih berkualitas,” terang dia.
Dia juga menambahkan bahwa Kemendikbudristek sudah hampir rampung mempersiapkan AN. Instrumennya telah dikembangkan dengan pendekatan yang baku, namun akan terus disesuaikan berdasarkan data dan masukan.
“Sesuai rancangan program dari awal, pengembangan instrumen dilakukan dengan melibatkan pakar, peneliti, dan praktisi. Selain itu juga mempertimbangkan data dan masukan, termasuk dari penerapan terbatas di Sekolah Penggerak. Umpan balik dari sekolah merupakan hal penting untuk mendapatkan data yang berkualitas dan bermanfaat,” tekannya.
Termasuk data dari Survei Lingkungan Belajar, Kabalitbangbuk menekankan bahwa hasil asesmen tidak digunakan untuk menilai individu murid, guru, ataupun kepala sekolah.
"Jawaban individu merupakan data yang dirahasiakan. Survei hanya akan menghasilkan skor kolektif di tingkat sekolah dan daerah. Hasil akhir AN murni bertujuan untuk perbaikan mutu pembelajaran dan tidak akan memberikan konsekuensi terhadap individu pesertanya," tegas dia.”***3***
Baca juga: Nadiem kerahkan 13.000 vaksinator perguruan tinggi percepat vaksinasi
Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021