"Ini merupakan hasil riset dari Clark and Keiner," ujar Shinta dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa.
Oleh karena itu, Shinta berpendapat bahwa penerapan ESG yang berkelanjutan akan sangat bagus untuk bisnis dan investasi perusahaan manapun.
Selain itu, sebuah riset di Economic Interest Summit tentang pembiayaan keberlanjutan mencatat sebanyak 68 persen dari 161 investor dan 63 persen dari 154 emiten investasi dan pembiayaan berkelanjutan bekerja lebih baik daripada investasi dan pembiayaan tradisional yang setara.
Baca juga: BEI dorong penerapan ESG bagi pelaku bisnis di Indonesia
Menurut Shinta, pelaku pasar memang sudah mulai memberi perhatian khusus terhadap penerapan ESG yang berhubungan dengan masalah keberlanjutan bisnis sebuah perusahaan.
"Pemodal dinilai makin selektif dalam memilih profil investasi dalam lima tahun terakhir," ucap dia.
Penerapan ESG, lanjut Shinta, menjadi acuan penanam modal memilih portofolio mereka, yang terlihat dari peningkatan angka kelolaan manager investasi berkelanjutan yakni 59 triliun dolar AS pada 2019 menjadi 103 triliun dolar AS di akhir 2020.
Selama COVID-19, dana pembiayaan berkelanjutan pun memiliki performa yang lebih berdaya tahan daripada pembiayaan konvensional, terlihat dari Indeks SRI-KEHATI yang ada di Bursa Efek Indonesia.
Baca juga: Asosiasi: Partisipasi swasta dalam pembiayaan SDGs perlu ditingkatkan
Baca juga: Menko Airlangga : Pemerintah jaga pembangunan berkelanjutan
Pewarta: Agatha Olivia Victoria/Satyagraha
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2021