Ini keberhasilan pertama dari tiga final renang Olimpiade Tokyo setelah pada dua final sebelumnya gagal memperoleh emas, bahkan pada 200m gaya bebas putri sama sekali tidak memperoleh medali. Kedua emas dari dua final yang sebelumnya diikuti Ledecky menjadi milik Ariarne Titmus yang menjadi rival terberat Ledecky saat ini.
Perenang Amerika Serikat itu masuk kolam renang lagi hanya 75 menit setelah penampilan kelimanya yang mengecewakan pada final 200m gaya bebas.
Baca juga: Ratu renang AS tampil menjanjikan usai kalah di 400 meter gaya bebas
Baca juga: Tumbangkan ratu renang, Titmus rebut emas 400m gaya bebas putri
Dia mencatat waktu 15 menit 37,34 detik di depan rekan senegaranya Erica Sullivan (15:41,41) dan Sarah Kohler dari Jerman (15:42,91).
Catatan waktu itu jauh lebih lama dari rekor dunia yang dia ciptakan pada 15:20.48. Namun tetap merupakan salah satu yang tercepat yang pernah tercipta.
Ledecky sudah berkali-kali menembus waktu di bawah 15 menit 40 detik di mana hanya Lotte Friis dari Denmark yang pernah menembus batas waktu.
Tapi Sullivan nyaris mendekatinya ketika menggenjot kayuhan pada 200m terakhir untuk mempersempit jarak dari rekan satu timnya yang melegenda itu pada putaran-putaran akhir.
Ledecky keluar melesat untuk memimpin setelah jarak 200 mete dan dia tidak pernah lagi bisa tersusul untuk memasukkan babak baru dalam kariernya yang berkilau prestasi.
1.500 meter putri adalah satu dari tiga nomor baru dalam program renang Olimpiade tahun ini, bersama dengan 800m bebas putra, dan estafet gaya ganti 4x100m campuran.
Ledecky yang memenangkan empat emas dan satu perak dalam Olimpiade Rio, kini sudah merebut satu medali emas dan satu medali perak dalam Olimpiade Tokyo.
Dia masih berpotensi menambah medali emas dari 800m gaya bebas dan nomor estafet, demikian laporan AFP.
Baca juga: Titmus si Terminator kembali sabet emas renang, cetak rekor Olimpiade
Baca juga: Pelatih renang Australia minta maaf karena merobek masker
Baca juga: Yui Ohashi sumbang Jepang dengan emas 200m gaya ganti putri
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2021