"Sebaran COVID-19 masih tinggi, perlu edukasi publik secara intensif oleh semua pihak, tidak terkecuali penyuluh agama, utamanya terkait vaksinasi dan protokol kesehatan," katanya sebagaimana dikutip dalam keterangan resmi kementerian yang diterima di Jakarta, Rabu.
Zainut mengemukakan bahwa menurut hasil survei masih banyak warga yang enggan menjalani vaksinasi COVID-19 karena berbagai alasan, karenanya Kementerian Agama menggerakkan penyuluh agama untuk mendukung sosialisasi mengenai pelaksanaan vaksinasi.
Para penyuluh agama Islam, ia mengatakan, bisa mengajak ulama, tokoh masyarakat, sampai anggota majelis taklim yang mereka bina untuk menyosialisasikan program vaksinasi.
"Rata-rata penyuluh agama Islam mempunyai hubungan baik dengan tokoh agama dan masyarakat. Mereka juga memiliki binaan majelis taklim, bahkan ada yang sampai empat atau lima majelis taklim. Ini bisa dioptimalkan dalam proses edukasi," katanya.
Ia menjelaskan pula bahwa Kementerian Agama sedang mengupayakan pengoptimalan pemanfaatan rumah ibadah, pesantren, dan lembaga pendidikan keagamaan untuk mendukung percepatan peningkatan cakupan pelayanan vaksinasi.
"Pemerintah sedang menggerakkan percepatan vaksinasi. Kemenag tengah berupaya proaktif, berharap rumah ibadah, pesantren, dan lembaga pendidikan keagamaan lainnya bisa dioptimalkan dalam percepatan ini," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan bahwa pemerintah menggerakkan sekitar 50 ribu penyuluh agama yang tersebar di seluruh Indonesia untuk mengampanyekan protokol kesehatan 5M: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
"Mereka (penyuluh) dapat difungsikan sebagai duta kampanye penerapan protokol kesehatan," katanya.
Baca juga:
Presiden Jokowi akui sosialisasi vaksinasi COVID-19 masih kurang
Menag gerakkan penyuluh agama untuk kampanyekan 5M hingga ke desa
#ingatpesanibu
#sudahdivaksintetap3m
#vaksinmelindungikitasemua
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021