Negara Asia Tenggara itu melaporkan rekor harian 16.533 kasus baru, ditambah 133 kematian baru pada Rabu, sehingga total akumulasi kasus menjadi 543.361 dan 4.397 kematian.
Pekerja mengebor dinding untuk instalasi toilet dan menyiapkan tempat tidur dan selimut.
"Ini adalah rumah sakit lapangan tingkat 1+ yang dapat menerima sejumlah besar pasien yang memiliki gejala yang tidak terlalu parah," kata Rienthong Nanna, direktur Rumah Sakit Mongkutwattana, kepada Reuters.
“Tetapi jika kondisi pasien memburuk, mereka akan dipindahkan ke rumah sakit lapangan kami yang lain yang disebut Rumah Sakit Lapangan Pitak Rachan (Lindungi Raja),” ujar dia, menambahkan.
Rienthong, seorang pensiunan mayor jenderal dan seorang pemimpin ultra-royalis, mengatakan bahwa rumah sakit lapangan belum beroperasi karena diperlukan lebih banyak persiapan.
Jumlah infeksi akan terus meningkat dan lebih banyak rumah sakit lapangan akan dibutuhkan, kata dia.
Rienthong dan para relawan mengadakan upacara kecil dalam rangka ulang tahun ke-69 Raja Maha Vajiralongkorn untuk meresmikan secara tidak resmi rumah sakit lapangan ketiga mereka yang diberi nama "Tai Rom Prabaramee", yang berarti "di bawah kemuliaan Yang Mulia".
Lonjakan kasus COVID-19 di Ibu Kota Bangkok telah memberi tekanan pada sistem kesehatan kota dan pemerintah telah menghadapi kritik publik atas peluncuran vaksin yang lambat.
Thailand bertujuan untuk menginokulasi 50 juta orang pada akhir tahun, tetapi sejauh ini hanya 5,6 persen dari lebih dari 66 juta penduduknya yang divaksin lengkap, sementara 19,2 persen telah menerima setidaknya satu dosis.
Sumber: Reuters
Baca juga: Thailand catat rekor 16.533 kasus harian COVID
Baca juga: Bangkok akan ubah gerbong kereta bekas jadi bangsal COVID-19
Baca juga: AstraZeneca upayakan lebih banyak pasokan vaksin untuk Thailand
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021