Restrukturisasi tersebut meliputi debitur UMKM sebanyak 270.806 debitur atau 62 persen dengan baki debet Rp25,5 triliun dan debitur non-UMKM sebanyak 168.823 debitur atau 38 persen dari total debitur dengan baki debet Rp71 triliun.
“Bank Mandiri telah melakukan restrukturisasi kredit bagi debitur yang terdampak pandemi COVID-19 dan kita telah memberikan support ke lebih dari 439 ribu debitur,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Ahmad menyebutkan terdapat beberapa sektor produktif terbesar yang masuk dalam program restrukturisasi kredit ini yang meliputi
sektor jasa konstruksi infrastruktur sebesar Rp21,1 triliun serta hotel, restoran, dan akomodasi sebesar Rp7 triliun.
Baca juga: Bank Mandiri akan tambah cadangan Rp1 triliun, antisipasi kredit macet
Kemudian jasa transportasi Rp6,1 triliun, energi dan air Rp6 triliun, serta perdagangan eceran makanan, minuman dan rokok Rp5,3 triliun.
Selain itu Bank Mandiri turut melaksanakan program pemerintah berupa bantuan sosial (bansos) secara nasional untuk menjaga daya tahan ekonomi masyarakat.
Bank Mandiri melibatkan agen bank untuk meneruskan bantuan tersebut kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan total bansos mencapai Rp6,61 triliun kepada 5,9 juta KPM hingga Juni 2021.
Penyaluran itu dilakukan melalui Program Keluarga Harapan (PKH) Rp2,72 triliun kepada 2,2 juta KPM serta program Sembako Rp3,89 triliun kepada 3,7 juta KPM dengan melibatkan lebih dari 149 ribu agen Bank Mandiri.
Baca juga: Bank Mandiri telah salurkan penjaminan PEN Rp500 miliar per Juni 2021
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021