• Beranda
  • Berita
  • Berambut pendek, peraih emas panahan Korsel alami perundungan daring

Berambut pendek, peraih emas panahan Korsel alami perundungan daring

29 Juli 2021 20:42 WIB
Berambut pendek, peraih emas panahan Korsel alami perundungan daring
Tim panahan beregu putri Korea Selatan pada Olimpiade Tokyo 2020, Kang Chae-young, An San dan Jang Min-hee dalam semifinal di Yumenoshima Archery Field, Tokyo, Jepang, 25 Juli 2021. REUTERS/Clodagh Kilcoyne (REUTERS/CLODAGH KILCOYNE)

Kami menghadapi hari yang aneh di mana panahan Korea sekarang menjadi yang terbaik di dunia, tetapi martabat nasional terlempar ke tanah karena seksisme

Pemanah Korea Selatan yang telah mengantongi dua medali emas Olimpiade Tokyo, An San, dibanjiri pesan dukungan dari para perempuan, Kamis, setelah rambut pendeknya menjadi bahan perundungan daring oleh laki-laki.

Komentar itu di menyebutkan bahwa pilihan gaya rambut An San menunjukkan bahwa dia adalah seorang feminis, beberapa dari mereka menuntut An San meminta maaf dan bahkan meminta dia mengembalikan medali Olimpiadenya, seperti dilaporkan AFP.

Meskipun Korea Selatan adalah negara dengan perekonomian terbesar ke-12 di dunia dan memiliki kekuatan teknologi terkemuka, negara tersebut dalam masyarakatnya masih menjadikan laki-laki dominan dengan catatan buruk tentang hak-hak perempuan.

Baca juga: Pemanah unggulan kedua Korsel tersingkir di Olimpiade Tokyo

Pecahnya misogini daring muncul ketika reaksi anti-feminisme tumbuh di negara itu. Salah satu perusahaan yang dituduh mendukung "feminisme ekstrem" menghadapi boikot dari laki-laki, dan akhirnya mengeluarkan permintaan maaf publik.

An (20) telah memenangi dua medali emas panahan di nomor beregu putri dan beregu campuran. Dia mencetak skor 680 untuk kualifikasi tunggal putri di Olimpiade Tokyo, memecahkan rekor Olimpiade yang telah ada sejak 1996.

Dia mengincar medali emas ketiganya di Tokyo dalam nomor tunggal putri yang sedang berlangsung.

Banyak perempuan Korea Selatan, termasuk tokoh terkenal, mengecam komentar tersebut.

"Bahkan jika Anda memenangkan medali emas Olimpiade dengan keterampilan dan kemampuan Anda sendiri, selama seksisme masih ada di masyarakat kita, Anda akan dihina dan diminta untuk dicabut medalinya hanya karena Anda berambut pendek," cuit Jang Hye-yeong, seorang anggota parlemen perempuan.

"Kami menghadapi hari yang aneh di mana panahan Korea sekarang menjadi yang terbaik di dunia, tetapi martabat nasional terlempar ke tanah karena seksisme."

Setidaknya 6.000 foto perempuan dengan rambut pendek diunggah di platform media sosial untuk menunjukkan dukungan kepada An.

Di antara perempuan yang mengunggah foto tersebut adalah aktris Koo Hye-sun dan anggota parlemen Ryu Ho-jeong -- anggota parlemen termuda di Korea Selatan, yang pernah dikritik karena mengenakan gaun ke parlemen.

Situs web Asosiasi Panahan Korea dibanjiri oleh setidaknya 1.500 pesan yang mendukung An.

Baca juga: Tim panahan Korea Selatan belum terkalahkan usai emas beregu putra

Pesan kemarahan tersebut justru memicu badai lebih lanjut. Mereka menuduh An menggunakan ekspresi dengan nada anti-laki-laki.

"Kami tidak melatih dan memberi makan Anda dengan uang pajak sehingga Anda dapat melakukan tindakan feminis," tulis salah seorang laki-laki di akun Instagram An.

Perempuan muda Korea Selatan beberapa tahun terakhir berjuang dengan berbagai isu, salah satunya menuntut untuk penindakan tegas terhadap video spycam yang diam-diam difilmkan di tempat umum, yang berujung demonstrasi tentang hak-hak perempuan terbesar dalam sejarah Korea Selatan.

Ada juga protes terhadap standar kecantikan yang ketat di negara itu -- dengan para pegiat berbagi video viral tentang diri mereka sendiri yang memotong pendek rambut dan menghancurkan produk make-up mereka.

Namun, hal itu juga memicu reaksi keras di negara tersebut, dan feminisme sering dibingkai sebagai egois dan anti-laki-laki.

"Sangat menyedihkan melihat perempuan, termasuk juara Olimpiade, ditekan untuk menjelaskan dan bahkan meminta maaf tentang pilihan dan tubuh mereka sendiri, padahal itu seharusnya bukan urusan siapa pun," kata aktivis hak-hak perempuan Kwon Soo-hyun, dikutip dari AFP.

"Insiden ini sekali lagi menunjukkan skala seksisme dalam masyarakat kita."

Baca juga: Mengapa Korea Selatan begitu mendominasi panahan Olimpiade

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021