• Beranda
  • Berita
  • BKSDA Jakarta: Keluarga berperan berikan kesadaran pentingnya mangrove

BKSDA Jakarta: Keluarga berperan berikan kesadaran pentingnya mangrove

30 Juli 2021 20:04 WIB
BKSDA Jakarta: Keluarga berperan berikan kesadaran pentingnya mangrove
Sejumlah aktivis dan warga menanam bibit bakau di perairan pantai Pulau Harapan, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Sabtu (22/5/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.

Luasan tersebut merupakan 23 persen dari total mangrove di dunia yang mampu menyimpan karbon hingga sepertiga dari seluruh karbon yang tersimpan dalam ekosistem pesisir dunia.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta menilai bahwa keluarga memiliki peran penting untuk memberikan kesadaran kepada anak arti penting mangrove (bakau) dan cinta lingkungan.

"Penyadaran tentang arti penting mangrove harus dilakukan sejak dini, dari lingkungan yang paling kecil yaitu keluarga. Keluarga mempunyai peranan yang penting untuk membentuk pondasi cinta lingkungan," ujar Kepala BKSDA Jakarta, Abdul Kodir dalam webinar bertema "Aku, Mangrove, dan Masa Depannya" dipantau via daring di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan bahwa kondisi hutan mangrove di wilayah Jakarta terus mendapatkan tekanan seiring meluasnya dampak pembangunan.

Situasi itu, membuat luas hutan mangrove tidak bertambah. Tercatat, luas mangrove di wilayah DKI Jakarta sebesar 476 hektar.

Baca juga: YKAN dan BKSDA Jakarta kolaborasi rehabilitasi mangrove SM Muara Anke

Baca juga: Pemprov DKI disarankan tanam mangrove di lokasi reklamasi Ancol


"Kondisi ini cukup memprihatinkan, inilah yang menjadi PR (pekerjaan rumah) dan tantangan kita bersama," katanya.

Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), ia mengemukakan, Indonesia memiliki ekosistem mangrove terbesar di dunia dengan luas mencapai 3,3 juta hektar.

"Luasan tersebut merupakan 23 persen dari total mangrove di dunia yang mampu menyimpan karbon hingga sepertiga dari seluruh karbon yang tersimpan dalam ekosistem pesisir dunia," paparnya.

Menurut Abdul Kodir, ekosistem mangrove perlu sentuhan perbaikan, rehabilitasi dalam rangka memitigasi perubahan iklim.

"Inilah PR kita, BKSDA dan para pecinta lingkungan serta masyarakat," ucapnya.

Selain sebagai tempat satwa, Abdul Kodir menyampaikan mangrove juga berfungsi sebagai pelindung pantai, pengendali banjir, mencegah abrasi, hingga intrusi air laut.

Selain itu, ia menambahkan, mangrove juga berfungsi sebagai tempat wisata alam, pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.

"Fungsi lainnya adalah menyerap polutan," ucapnya.*

Baca juga: Bank DKI pertimbangkan pemberian kredit berdampak lingkungan

Baca juga: Bank DKI tanam 5000 pohon mangrove di Jakarta Utara

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021