Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto melakukan pengecekan langkah penanganan pandemi COVID-19 pada sejumlah titik wilayah di Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Panglima TNI di Kabupaten Malang, Sabtu, melakukan pengecekan langsung penggunaan aplikasi Si Lacak (tracer digital) buatan Kementerian Kesehatan yang digunakan untuk mencatat penambahan kasus konfirmasi positif COVID-19 di masing-masing wilayah.
"Harus update pada aplikasi Si Lacak agar kita bisa monitor di Jakarta, apa yang dilakukan di sini," kata Hadi didampingi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Ganip Warsito.
Baca juga: Panglima TNI pastikan prajuritnya siap bertugas jadi "tracer" COVID-19
Dalam kesempatan tersebut Panglima TNI melakukan pengecekan langsung cara operasional aplikasi Si Lacak yang disampaikan Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan Babinpotdirga, yang bertugas di wilayah Malang Raya.
Hadi meminta salah satu personel untuk mempraktikkan penggunaan aplikasi Si Lacak. Personel yang ditunjuk melakukan input data pada aplikasi Si Lacak, dengan salah satu data pasien konfirmasi positif COVID-19.
Usai input data dilakukan, Hadi mengatakan bahwa pelaporan kasus konfirmasi positif COVID-19 harus terus dilakukan agar tenaga kesehatan bisa segera mengambil tindakan penanganan, termasuk pelacakan kontak erat.
Ia menambahkan pada saat ditemukan satu kasus konfirmasi positif COVID-19, maka tim tracer harus melakukan pelacakan kontak erat. Para kontak erat tersebut harus menjalani tes usap berbasis antigen.
Baca juga: Panglima: TNI konsisten utamakan kualitas dalam penyeleksian taruna
Aplikasi Si Lacak merupakan program penguatan pelacakan dalam menangani pandemi COVID-19 dan telah dilaksanakan di 51 kabupaten/kota di 10 provinsi. Si Lacak melibatkan relawan lapangan termasuk para Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan Babinpotdirga.
Hadi menjelaskan untuk pasien konfirmasi positif COVID-19 tanpa gejala akan menjalani masa isolasi selama sepuluh hari. Usai menjalani masa isolasi, pasien kembali menjalani tes usap antigen.
"Keputusan ada di bidan desa atau kepala puskesmas, kita mendampingi. Kontak erat juga dimasukkan kedalam Si Lacak," katanya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Ardimulyo, Kecamatan Singosari, Sri Ratna Murti menambahkan pihaknya telah menyiapkan tenaga pelacak yang terdiri atas perangkat desa, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas.
Tim pelacak, lanjutnya, akan melakukan input data pada aplikasi Si Lacak pada saat ada pasien konfirmasi positif COVID-19. Selain itu, tim yang terdiri atas lima orang di tiap desa tersebut akan melakukan pelacakan kontak erat pasien konfirmasi positif COVID-19.
Baca juga: TNI kerahkan Babinsa untuk lakukan tracer digital tekan kasus COVID-19
"Mereka melakukan tracing kontak erat, misalnya dari keluarga yang positif ada lima, maka kami tes. Minimal lima. Itu yang sudah kita lakukan," katanya.
Ia menambahkan cakupan kerja Puskesmas Ardimulyo sejak terjadi pandemi COVID-19 tercatat ada sebanyak 299 warga terkonfirmasi positif COVID-19. Dari total itu, 201 orang sembuh, 21 orang meninggal dunia, dan 77 orang menjalani perawatan.
"Untuk penderita positif, masih tinggi. Tidak bisa mempreidiksi kapan turun. Sejauh ini total sejak awal pandemi ada 299 kasus konfirmasi," katanya.
Tercatat, hingga saat ini di Kabupaten Malang ada sebanyak 9.539 kasus konfirmasi positif COVID-19. Dari total tersebut, sebanyak 5.937 orang sembuh, 415 orang meninggal dunia, dan sisanya dalam perawatan.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021