Shelly-Ann Fraser-Pryce yang mengincar emas ketiga dalam nomor ini meraih medali perak di 10,74, sedangkan rekan mereka Shericka Jackson finis ketiga dengan catatan waktu 10,76 detik.
Catatan waktu Thompson-Herah dalam Olimpiade ini hanya kalah dari rekor dunia yang diciptakan Flo Jo atau Florence Griffith-Joyner pada 1988, namun Flo Jo juga pernah mencatat waktu 10,61 detik seperti Thompson-Herah.
Fraser-Pryce (34) yang sempat jeda dari arena karena memiliki bayi memasuki gelanggang Tokyo dengan bekal catatan waktu 10,63 detik dan menjadi yang tercepat tahun ini.
Baca juga: Atletik mulai dimainkan, Fraser-Pryce jadi sorotan
Baca juga: Fraser-Pryce tercepat lari 100m putri dalam 33 tahun terakhir
Dia mengawali lomba dengan kuat, melesat paling depan tapi Thompson-Herah menempelnya sampai kedua pelari bertarung ketat, namun Thompson-Herah melesat paling depan dalam 40 meter terakhir.
"Bulan lalu, kali ini saya tak beranggapan bisa berdiri di sini untuk mempertahankan gelar saya. Di balik senyum dan rekor Olimpiade itu, saya gugup sekali," kata dia seperti dikutip Reuters, merujuk masalah cedera yang terus dia alami pada 2018 dan 2019.
"Tapi saya di sini bilang kepada diri sendiri, 'Kamu pernah melakukan ini sebelumnya, kamu pernah di sini sebelumnya'".
"Tak ada lagi yang perlu dibuktikan. Saya sudah begitu sering melewati pasang surut."
Thompson-Herah yang mengenakan ikat kepala berkilauan, sudah terlihat mau merayakan sukses ini sebelum melewati garis finis dengan tangan kirinya terangkat dan melanjutkan berlarinya sebelum menjatuhkan diri telentang di atas trek menahan gembira.
"Saya kira saya bisa berlari lebih cepat jika saya merayakannya lebih dini."
Penyelenggara menambah kemeriahan malam itu dengan sejenak mematikan lampu dan menerangi lintasan sepanjang 100m sebelum memperkenalkan kedelapan sprinter yang berlomba dalam final nomor ini.
Baca juga: Gagal tes zat terlarang, sprinter Okaghare terdepak dari Olimpiade
Baca juga: Pelari Ethiopia Barega menangi 10.000m putra Olimpiade Tokyo
Enam dari mereka menuntaskan lomba dengan catatan waktu di bawah 11 detik yang menujukkan pengaruh teknologi baru sepatu kepada mereka.
Fraser-Pryce yang ingin menambahkan emas 100m pada Olimpiade 2008 dan 2012, mencatat waktu 10,73 usaat memuncaki daftar waktu semifinal tetapi tak mampu memperbaiki catatan waktu itu.
"Mewakili negara dengan cara seperti yang saya lakukan, adalah sungguh luar biasa, ini adalah Olimpiade keempat saya, ini hanya soal komitmen dan kerja keras," kata Fraser-Pryce.
Jamaika juga menyapu seluruh medali 100 meter putri dalam Olimpiade Beijing 2008.
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021