• Beranda
  • Berita
  • Membangun upaya bersama menjaga hutan Jambi dari karhutla

Membangun upaya bersama menjaga hutan Jambi dari karhutla

1 Agustus 2021 01:49 WIB
Membangun upaya bersama menjaga hutan Jambi dari karhutla
Seorang personel Manggala Agni Jambi, Kuswara, melaksanakan tugas di hutan Kabupaten Tebo dari karhutla. ANTARA/HO.

Api kecil menjadi teman, Api besar menjadi lawan

Musim kemarau di Indonesia umumnya terjadi pada April hingga Oktober. Kala kemarau, ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) seakan selalu di depan mata.

Upaya pencegahan dan pengendalian karhutla suatu hal yang sangat krusial untuk diperhatikan oleh semua pihak.

Dalam hal ini kegiatan deteksi dini, pencegahan, dan edukasi kepada masyarakat sebagai beberapa langkah penting dari upaya kunci berbagai pihak, salah satunya Manggala Agni, dalam mencegah  karhutla. Manggala Agni garda terdepan pengendalian karhutla di lapangan.

Seorang petugas Manggala Agni Jambi, Kuswara, mengatakan ada ungkapan bijak darinya terkait dengan karhutla, yakni “Api kecil menjadi teman, Api besar menjadi lawan”. Sepenggal kalimat itulah yang selalu memotivasi dirinya selama menjalani pekerjaan sebagai polisi hutan di Provinsi Jambi.

Bapak tiga anak tersebut, saat ini menjabat sebagai Kepala Daerah Operasi Manggala Agni Muara Tebo, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Sebagian besar hidupnya, dihabiskan untuk mengendalikan karhutla di Jambi.

Menjadi polisi hutan bukanlah pekerjaan yang mudah mengingat karhutla di Indonesia, terutama di Jambi, selalu terjadi setiap tahun. Selama 14 tahun lamanya, Kuswara berjibaku dalam mengendalikan karhutla di daerah itu.

Berdasarkan pengalamannya menjaga hutan, dia melihat pemicu karhutla sebagian besar bersumber dari ulah manusia.

"Di lapangan, kami dan tim selalu mengingatkan warga agar tidak membakar lahan. Risikonya terlalu besar dan terlalu mahal harga yang harus dibayarkan," kata dia.

Pria asal Kabupaten Garut, Jawa Barat ini, menuturkan suka duka selama bertugas sebagai anggota Manggala Agni. Bisa dibilang, Kuswara lebih banyak menghabiskan waktu di tengah hutan ketimbang di ruangan kantor.

Tidak hanya hitungan hari, bahkan bisa berminggu-minggu, dia melakukan patroli di hutan ketimbang bersama keluarganya.

Dalam mengantisipasi karhutla, tim Manggala Agni Jambi kerap memberikan sosialisasi kepada masyarakat, agar tidak membakar lahan, baik seusai panen maupun saat membuka lahan. Namun, upaya sosialisasi tersebut kerap mendapat perlawanan dari masyarakat.

Baca juga: Cegah karhutla, apel siaga dan pelatihan digelar di Jambi

Suatu ketika, Kuswara sempat diacungi parang oleh masyarakat saat bertugas. Hujatan dan makian pun sudah sering dihadapi sehingga terkesan menjadi hal biasa. Kebiasaan membakar lahan dan hutan masih dipandang sebagai cara paling murah dan cepat bagi masyarakat dalam membuka lahan atau seusai panen.

"Tidak bosan-bosan kami sampaikan ke masyarakat sekitar hutan untuk mengingatkan agar tidak membakar lahan,” tutur pria yang saat ini bertugas di hutan Kabupaten Tebo.

Suasana hutan sebenarnya sudah dikenal Kuswara sejak kecil. Pria berusia 38 tahun ini lahir di desa yang berlokasi di pinggir hutan di Garut. Warung makan yang dikelola ibunya, selalu menjadi tempat berkumpul polisi hutan saat bertugas.

Berbagai kisah menarik saat para Manggala Agni bertugas itulah, yang akhirnya mendorong Kuswara bersekolah di Sekolah Kehutanan Menengah Atas alias SKMA, lembaga pendidikan khusus untuk melahirkan polisi hutan.

Sebagai petugas Manggala Agni, Kuswara mengapresiasi keterlibatan semua pihak, termasuk pihak swasta dalam pengendalian karhutla.

Menurut dia, beberapa perusahaan HTI dan perkebunan memiliki kepedulian besar terhadap konservasi dan karhutla, salah satunya PT Lestari Asri Jaya (LAJ) yang beroperasi di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.

Kolaborasi Manggala Agni dan PT LAJ telah berjalan sejak 2017 di antaranya dalam kegiatan sosialisasi, operasi, patroli, dan latihan bersama untuk mengantisipasi karhutla.

Melalui komunikasi yang baik ini tentu upaya pencegahan karhutla bisa diminimalisasi, sehingga tidak sampai menimbulkan dampak lebih luas.

Kuswara mengatakan bahwa apa yang dilakukan perusahaan itu sangat bernilai. Bisa dibayangkan jika semua sudah sangat terlambat mencegah karhutla, dengan tidak ada sosialisasi ke masyarakat, mitigasi, dan sebagainya. Efek yang ditimbulkan karhutla akan jauh lebih besar dibandingkan dengan dana untuk pencegahan.

Dia berharap, lebih banyak lagi perusahaan-perusahaan HTI atau perkebunan yang aktif berkolaborasi, menjalin komunikasi intensif dengan seluruh pemangku kepentingan demi menjaga alam.

Baca juga: Kapolda Jambi bagikan ratusan paket sembako di desa rawan karhutla

Melihat alam masih hijau dan asri sebagai kepuasan tersendiri. Air di sungai di tengah hutan yang mengalir bersih serta masyarakat yang hidup berdampingan dengan hutan, itulah contoh pengelolaan kawasan hutan yang baik.

Sejak Manggala Agni pertama berdiri pada 2002, peningkatan kapasitas terus dilakukan. Kali ini Manggala Agni Provinsi Jambi mendapat peningkatan kapasitas melalui pendidikan dasar yang bertajuk "Pelatihan/Penyegaran Manggala Agni".

Peserta pelatihan penyegaran merupakan anggota Manggala Agni dari Daerah Operasi Sumatera IX/Kota Jambi, Daops Sumatera X/Kabupaten Batang Hari, Daops Sumatera XI/Tanjung Jabung Timur, Daops Sumatera XII/Tebo, dan Daops Sumatera XIII/Kabupaten Sarolangun.

Tujuan kegiatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap anggota Manggala Agni agar lebih profesional dalam melaksanakan tugas pengendalian karhutla sehingga mendapatkan hasil yang maksimal, efektif, dan efisien.

Berbagai materi berupa teori dan praktik diberikan, mulai dari kesamaptaan, peraturan perundang-undangan, P3K, PBB, dasar-dasar kebakaran, peralatan kebakaran, hingga pemadaman.

Cegah karhutla

Dalam melakukan pencegahan karhutla sebelum musim kemarau, pihak Pemerintah Provinsi Jambi, kepolisian dan TNI mengikuti rapat evaluasi karhutla bersama kementerian, beberapa waktu lalu, secara virtual.

Provinsi Jambi mengupayakan pencegahan karhutla di daerah itu sebelum memasuki musim kemarau yang diprediksi terjadi pada Juni, Juli, dan Agustus 2021.

"Karena masih berada di bulan Februari, upaya pencegahan karhutla akan digalakkan terutama di daerah rawan karhutla," kata Danrem 042/Garuda Putih Brigjen TNI M. Zulkifli, ketika itu.

Pola pencegahan mulai dari patroli gabungan yang         dilaksanakan babinsa, bhabinkambtibmas, BPBD, Manggala Agni, lurah, dan Masyarakat Peduli Api yang telah di bentuk. Selanjutnya, melakukan monitoring terhadap perusahaan-perusahaan yang ada di daerah itu.

Baca juga: Kegiatan modifikasi cuaca di Sumatera Selatan-Jambi segera berakhir

Satgas Karhutla Jambi sebelumnya telah membentuk klaster di mana terdapat 25 klaster sesuai dengan lokasi perusahaan yang berdekatan. Monitoring terhadap perusahaan tersebut salah satunya melakukan pengecekan perlengkapan dan peralatan pencegahan karhutla.

"Secara internal kita juga akan melakukan pengecekan terhadap perlengkapan dan peralatan pencegahan karhutla yang kita miliki," kata dia.

Selain itu, Satgas Karhutla Jambi melakukan rapat koordinasi bersama kabupaten dan kota di Provinsi Jambi terkait dengan upaya pencegahan karhutla.

Secara umum, seluruh kabupaten dan kota di Jambi patut diwaspadai terhadap bencana karhutla tersebut. Namun, Satgas Karhutla Jambi akan lebih memprioritaskan pencegahan di daerah rawan karhutla, di antaranya Kabupaten Tanab Barat, Tanjung Jabung Timur, Muaro Jambi, Batanghari, Tebo, dan Merangin.

Lahan gambut masih menjadi prioritas dalam pencegahan terjadinya titik api dan kebakaran tersebut. Pada 2015 dan 2019 lahan gambut masih menjadi lahan yang terluas karhutla di daerah itu.

Pemerintah Provinsi Jambi memfokuskan pengendalian karhutla melalui upaya pencegahan secara saksama.

Selanjutnya, pengendalian karhutla dilakukan dengan berbagai macam pendekatan, di antaranya pendekatan hukum dan regulasi, sarana dan prasarana, teknologi, pendidikan agama, lingkungan, sosial ekonomi, dan komunikasi. Pada awal 2021, pantauan di lapangan, belum terdapat titik api di daerah itu.

Meski tidak mudah, upaya-upaya menjaga hutan dari karhutla saat musim kemarau harus terus dilaksanakan.

Petugas Manggala Agni yang andal di lapangan dan kesadaran kuat warga untuk menjaga hutan terbebas dari karhutla, sebagai kunci penting.

Baca juga: Revitalisasi sekat kanal antisipasi Karhutla di Jambi
Baca juga: Polda Jambi turunkan personil padamkan api di Parit Pudin Tanjab Barat
Baca juga: Pemprov Jambi selenggarakan latihan gabungan penanganan karhutla

 

Pewarta: Nanang Mairiadi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021