Frekuensi perdagangan saham bank swasta terbesar di Indonesia itu tercatat sebanyak 9.047 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 8,21 juta lembar saham senilai Rp246,05 miliar.
Penurunan harga saham BBCA diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell sebesar Rp94,57 miliar.
Dibandingkan posisi pada akhir tahun lalu atau year to date, harga saham BBCA tercatat menurun 12,04 persen (ytd). Meski demikian BCA berhasil meraup laba bersih sepanjang semester I 2021 lalu sebesar Rp14,45 triliun, atau naik 18,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp12,24 triliun.
Baca juga: "Stock split" saham BCA diprediksi berdampak positif pada kinerja
Berdasarkan keterbukaan informasi BEI, BCA akan stock split untuk saham biasa dengan rasio 1:5. Dengan aksi korporasi tersebut, harga saham BBCA yang saat ini hampir mendekati Rp30.000 per saham, akan menjadi sekitar Rp6.000 per saham. Investor ritel pun dapat membeli 1 lot atau setara dengan 100 lembar saham dengan harga Rp600.000 dari sebelumnya mencapai Rp3 jutaan.
Jumlah saham BBCA sebelum stock split sebanyak 34,65 miliar saham, sedangkan setelah itu akan menjadi 123,27 miliar saham. Sementara itu nilai nominal saham BBCA sebelum stock split yaitu Rp62,5 per saham dan setelahya menjadi Rp12,5 per saham.
BCA menyampaikan stock split bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham di bursa dan harga saham perseroan menjadi lebih terjangkau bagi para investor ritel, termasuk investor muda.
Perseroan berencana meminta persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sehubungan dengan rencana stock split tersebut pada RUPS Luar Biasa yang rencananya akan dilakukan pada 23 September 2021 mendatang. Jadwal perdagangan saham dengan nominal baru di bursa diperkirakan pada Oktober 2021.
Baca juga: BEI optimistis jadi bursa yang kompetitif dan pilar ekonomi RI
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021