Atlet putri berusia 24 tahun itu -- yang mencatat rekor Olimpiade 12,26 detik di semifinal -- berhasil meraih medali emas setelah finis tercepat dengan catatan waktu 12,37 detik.
Pemegang rekor dunia Keni Harrison dari Amerika Serikat meraih perak dengan waktu 12,52 detik, sementara Megan Tapper dari Jamaika merebut perunggu dengan waktu 12,55 detik.
Dikutip dari AFP, Camacho-Quinn memulai laju larinya dengan mulus, unggul tipis setelah 30 meter dan terus memimpin hingga finis.
Baca juga: Mutaz Barshim dan Tamberi berbagi emas lompat tinggi Olimpiade Tokyo
Baca juga: Rekor dunia lompat jangkit putri patah di Tokyo setelah 26 tahun
Bagi Harrison kekalahan itu berarti penantian panjangnya untuk gelar juara di turnamen besar outdoor akan terus berlanjut.
Atlet Amerika itu gagal lolos ke Olimpiade 2016 setelah mengalami kekalahan mengejutkan dalam seleksi, dan kemudian finis keempat di kejuaraan dunia di London setahun kemudian.
Di Doha pada 2019, ia puas dengan medali perak kejuaraan dunia di belakang pemenang kejutan Nia Ali.
Nia Ali tidak tampil di Olimpiade tahun ini setelah memiliki anak ketiga dengan pasangannya, sprinter Kanada Andre De Grasse.
Selain itu tidak adanya juara bertahan Olimpiade Brianna McNeal menurunkan kualitas nomor ini di Tokyo.
McNeal dicoret dari Olimpiade setelah diberi diskors lima tahun karena "merusak proses manajemen hasil" setelah melewatkan tes narkoba pada Januari 2020.
Baca juga: Kritik pelatih, sprinter Belarusia dipulangkan paksa sebelum tanding
Baca juga: Marcell Jacobs rebut emas lari 100m putra Olimpiade Tokyo
Pewarta: Teguh Handoko
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2021