"Masih ada opini-opini salah yang berkembang di masyarakat. Kami ingin masyarakat mendapatkan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan," kata Ketua Akvindo Paido Siahaan dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Saat ini, lanjut Paido, produk-produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan snus, sudah diberdayakan untuk menekan prevalensi perokok di beberapa negara. Salah satunya adalah Inggris yang mendukung kehadiran produk tersebut.
Dukungan Pemerintah Inggris terhadap penggunaan produk tembakau alternatif digencarkan setelah mereka melakukan kajian ilmiah mandiri. Oleh karena itu, Paido berharap pemerintah Indonesia melakukan langkah serupa.
Selain itu, pemerintah juga diharapkan bisa mendorong penelitian dari lembaga-lembaga independen, seperti universitas. Hasil riset tersebut nantinya dapat memperbaiki informasi yang keliru mengenai produk tembakau alternatif di masyarakat.
"Banyak yang menganggap produk ini sama berbahayanya seperti rokok dikarenakan masih sedikit penelitian. Padahal, produk ini sudah terbukti secara ilmiah memiliki risiko yang jauh lebih rendah daripada rokok," ujar Paido.
Pembahasan mengenai informasi yang tidak akurat tentang produk tembakau alternatif juga menjadi topik dalam Global Forum on Nicotine (GFN) yang diselenggarakan secara daring di Liverpool, Inggris, pada pekan lalu.
Kepala Eksekutif Jaringan Internasional Organisasi Konsumen Nikotin (INNCO) Chris Gardner saat itu mengatakan, informasi keliru mengenai produk tembakau alternatif harus diluruskan. Jika tidak, perokok dewasa akan enggan beralih ke produk tembakau alternatif.
Sementara itu, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Tribowo Tuahta Ginting mengatakan, produk tembakau alternatif memang memiliki risiko yang lebih rendah namun tidak sepenuhnya bebas risiko.
Untuk itu, dokter yang dikenal jago membuat orang berhenti merokok itu, menyarankan pelaku industri agar memberikan informasi yang komprehensif mengenai produk tembakau alternatif kepada masyarakat. Produk ini memang ditujukan sebagai substitusi, tapi perlu juga disampaikan mengenai risikonya.
"Informasi yang menyeluruh dibutuhkan agar masyarakat bisa bijak memilih. Intinya harus terbuka soal kandungan dan risikonya serta untung dan ruginya," ujar Tribowo.
Baca juga: AVI berharap pemerintah lakukan kajian produk tembakau alternatif
Baca juga: Pengamat: Perlu kajian ilmiah untuk pemanfaatan produk hasil inovasi
Baca juga: Kajian ilmiah perlu sebagai dasar regulasi produk tembakau alternatif
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021