Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) meluncurkan program riset keilmuan yang merupakan rancangan pembelajaran yang kolaboratif dan partisipatif antara dosen, mahasiswa dan juga mitra.
“Kita mempunyai prioritas riset nasional melalui Perpres Nomor 38 tahun 2018 tentang Rencana Riset Nasional Tahun 2017-2045. Dalam Perpres itu, Presiden menggarisbawahi visi dan misi riset nasional membangun kedaulatan bangsa, menciptakan masyarakat yang inovatif berbasis ilmu pengetahuan dan memiliki keunggulan global,” ujar Dirjen Dikti Kemendikbudristek, Prof Nizam, dalam peluncuran yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Untuk mewujudkan hal itu, lanjut dia, bukanlah tugas yang mudah dan butuh kesungguhan semua pihak. Dalam Rencana Induk Riset Nasional tersebut terdapat sembilan bidang yang menjadi prioritas utama yakni pangan, energi, kesehatan dan obat, transportasi, produk rekayasa keteknikan, pertahanan dan keamanan, kemaritiman, sosial humaniora, dan kebencanaan.
“Indonesia mempunyai kesempatan besar, apalagi dengan kemajuan pada teknologi digital dan juga pariwisata kita. Kita memiliki kesempatan untuk maju dibandingkan negara-negara tetangga kita yang potensi wisatanya kecil. Untuk itu perlu diperkuat melalui riset di perguruan tinggi,” ujar dia.
Baca juga: Riset keilmuan terapan bukti penggerak solusi masalah sosial
Baca juga: Kemendikbudristek luncurkan program riset terapan dosen vokasi
Nizam meminta agar riset di perguruan tinggi fokus pada kemaslahatan yang lebih besar seperti kemajuan ekonomi maupun kemajuan industri Indonesia.
Direktur Sumber Daya Ditjen Dikti Kemendikbudristek, Sofwan Effendi, mengatakan pihaknya menggandeng LPDP agar pemanfaatan dana abadi pendidikan lebih optimal. Tidak hanya diberikan dalam bentuk beasiswa namun juga riset keilmuan.
“Program riset keilmuan ini dapat disinergikan dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Dosen dapat mengajak mahasiswa untuk melakukan penelitian bersama dengan sejumlah mitra,” kata Sofwan.
Melalui program itu, selain mendorong riset dosen, juga mempersiapkan mahasiswa menjadi calon-calon peneliti yang handal. Melalui kemitraan dengan industri dan lembaga atau komunitas lainnya, program itu juga diharapkan dapat dihilirisasi menjadi kebijakan-kebijakan, dan atau produk-produk yang dapat meningkatkan daya saing bangsa.
Terdapat empat skema riset yang bisa dilakukan yaitu hibah riset mandiri dosen, hibah riset kewirausahaan, hibah riset desa, dan hibah riset kegiatan kemanusiaan.
Melalui program tersebut, Sofwan berharap dapat meningkatkan dan mendorong percepatan dosen dan mahasiswa dalam melaksanakan riset di perguruan tinggi, meningkatkan mutu dan kompetensi dosen dan mahasiswa sebagai periset, meningkatkan dan mendorong kemampuan meneliti dosen dan mahasiswa di perguruan tinggi untuk bekerja sama dengan industri mitra, hingga menggabungkan kegiatan riset dengan program pembelajaran dalam kegiatan penelitian mahasiswa.
Untuk luaran dari riset tersebut yakni model atau rancangan kegiatan MBKM dalam skema studi atau proyek mandiri, publikasi, dan luaran tambahan seperti buku, video, hingga publikasi di media massa.
Pendaftaran dapat dilakukan melalui tautan https://beasiswadosen.kemdikbud.go.id/risetkeilmuan.*
Baca juga: Menristek: Perkuat kolaborasi riset dan hilangkan egoisme keilmuan
Baca juga: Menristek: Perguruan tinggi jangan terjebak ego keilmuan
Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021