"Masyarakat pemilik hewan peliharaan diimbau tidak panik dan selalu merawat dan memenuhi kesejahteraan hewan peliharaan," kata Wiku, dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa.
Alasannya, menurut dia, karena belum ada bukti soal binatang yang terpapar COVID-19 dapat menularkan penyakit tersebut ke manusia.
"Penting diketahui bahwa sejauh ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa hewan yang terinfeksi COVID-19 dapat menularkan virus ke manusia," kata Wiku.
Menurut dia, sejak awal pandemi, beberapa negara telah melaporkan adanya infeksi SARS-CoV-2 kepada hewan, termasuk satwa liar kepada Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE).
Secara global, katanya, saat ini tercatat 500 kasus pada 10 spesies di 30 negara.
"Oleh karena itu hindari kontak dengan hewan peliharaan ketika sedang terinfeksi COVID-19, kurangi kontak hewan dengan orang yang belum divaksin serta periksakan hewan ke dokter hewan jika menunjukkan gejala," ucap Wiku.
Pernyataan Wiku tersebut menyusul terpaparnya dua ekor harimau Sumatera di Taman Margasatwa Ragunan (TMR) Jakarta Selatan, yaitu Hari dan Tino yang didiagnosis positif COVID-19 pada 15 Juli 2021.
Sebelum dinyatakan positif COVID-19, sejak 9 Juli 2021, perawat satwa di Ragunan memperhatikan bahwa Hari (12 tahun) dan Tino (9 tahun) tampak sakit dan bergejala seperti COVID-19, yaitu flu, lemas dan sesak napas.
Tim TMR lalu melakukan swab dan mengirimkannya ke Laboratorium Bioteknologi milik Pusat Studi Satwa Primata, Institut Pertanian Bogor.
Hasil tes PCR pun menunjukkan Hari dan Tino positif COVID-19, sehingga keduanya harus diisolasi di kandang dengan pasokan makanan dan obat yang tercukupi selama proses penyembuhan hingga keduanya dinyatakan sehat secara medis.
#ingatpesanibu
#sudahdivaksintetap3m
#vaksinmelindungikitasemua
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021