Kantor Staf Presiden (KSP) menyampaikan bahwa fasilitas kesehatan di Kota Palu, Sulawesi Tengah, perlu diperkuat untuk mendukung penanganan pasien COVID-19 di wilayahnya serta kabupaten dan kota di sekitarnya.
“Kota Palu ini seakan-akan menjadi tumpuan bagi kabupaten-kabupaten sekitarnya. Padahal sistem kesehatan di Kota Palu sendiri sudah cukup kelabakan menopang dirinya sendiri dalam menghadapi peningkatan kasus COVID-19 akhir-akhir ini,” kata Tenaga Ahli KSP Fajrimei A. Gofar dalam siaran pers KSP di Jakarta, Rabu.
“Oleh karenanya, saya pikir Pemerintah Kota Palu perlu mendapatkan dukungan dalam menangani situasi COVID-19 ini,” ia menambahkan.
Tim KSP telah meninjau penanganan COVID-19 di Sulawesi Tengah dan menilai Pemerintah Kota Palu membutuhkan dukungan untuk memperkuat fasilitas kesehatan dan menambah tenaga kesehatan.
Menurut tinjauan tim KSP, Kota Palu memiliki tujuh rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 namun hanya tiga yang bisa menyediakan pelayanan secara optimal yakni Rumah Sakit Umum (RSU) Anutapura Palu, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Madani, dan RSUD Undata.
Selain melayani warga Kota Palu, ketiga rumah sakit itu juga menangani penderita COVID-19 dari daerah lain seperti Sigi dan Parigi, yang fasilitas kesehatannya belum memadai untuk menangani pasien dengan infeksi virus corona.
Menurut Ketua Surveilans sekaligus Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Palu Rochmat Jasin, tingkat keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR) tujuh rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 di Kota Palu tergolong tinggi.
“Dari sekitar 479 kapasitas tempat tidur, kurang lebih 309 tempat tidur telah ditempati oleh pasien yang terkonfirmasi positif. Angka ini hanya menggambarkan situasi di Palu saja, belum di daerah atau kabupaten lain,” kata Rochmat Jasin kepada tim KSP.
Rochmat juga mengatakan Kota Palu belum memiliki fasilitas isolasi mandiri terpusat bagi warga sehingga penderita COVID-19 yang melakukan karantina mandiri kurang terpantau kondisinya.
Menurut data yang dikutip dalam siaran pers KSP, dalam sepekan terakhir ada tujuh penderita COVID-19 yang meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri di Kota Palu.
Rochmat mengungkapkan bahwa beban tenaga kesehatan di puskesmas semakin besar karena mereka juga harus melacak orang-orang yang melakukan kontak erat dengan pasien COVID-19.
"Bayangkan betapa kewalahannya puskesmas penanganan COVID-19. Karena jika terdapat satu kasus terkonfirmasi, maka setidaknya ada 10 orang yang melakukan tracing kepada kontak terdekat,” katanya.
Selain itu, ia mengatakan, instalasi farmasi di Kota Palu melaporkan stok vaksin untuk keperluan vaksinasi COVID-19 yang menipis.
“Awalnya kami diberi 2.000 dosis vaksin Sinovac dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah pada 2 Agustus lalu, namun jumlah tersebut sudah sangat berkurang menjadi 200 dosis saja sekarang, karena sudah disebarkan ke puskesmas-puskesmas. Namun ini pun masih dirasa kurang,” kata Rini Margareta, staf instalasi farmasi kota Palu kepada tim KSP.
Menurut dia, pasokan vaksin dari pemerintah belum cukup untuk memenuhi kebutuhan 14 puskesmas di Kota Palu.
Baca juga:
Kasus positif COVID-19 Sulteng kembali cetak rekor, tertinggi di Palu
Dua daerah di Sulteng laksanakan PPKM Level 4
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021