• Beranda
  • Berita
  • Mendag perkirakan ekspor Indonesia akan tetap kuat

Mendag perkirakan ekspor Indonesia akan tetap kuat

5 Agustus 2021 19:28 WIB
Mendag perkirakan ekspor Indonesia akan tetap kuat
Tangkapan layar Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi saat menghadiri Konferensi Pers PErtumbuhan Ekonomi Kuartal II/2021 secara virtual, Kamis. ANTARA/ Tangkapan Layar Aplikasi Youtube.

Artinya, pertumbuhan ekspor di semester I 2021 dibandingkan tahun lalu adalah 34,78 persen dan ini juga diikuti oleh baiknya neraca perdagangan

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi memperkirakan ekspor Indonesia akan tetap kuat di tengah pandemi COVID-19 yang masih melanda Indonesia, terutama karena telah terjadi pertumbuhan di kuartal II 2021 yang positif di beberapa negara mitra utama.

"Misalnya perdagangan dengan Republik Rakyat China tumbuh 7,9 persen, Amerika Serikat 12,2 persen, Singapura 14,3 persen, dan Uni Eropa tumbuh 13,7 persen," kata Mendag Lutfi saat menghadiri konferensi pers Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2021, Kamis.

Mendag memaparkan pada semester I 2021, ekspor nonmigas RI berada pada angka 97 miliar dolar AS, sementara ekspor migas 5,8 miliar dolar AS.

"Artinya, pertumbuhan ekspor di semester I 2021 dibandingkan tahun lalu adalah 34,78 persen dan ini juga diikuti oleh baiknya neraca perdagangan," ungkap Mendag Lutfi.

Neraca perdagangan RI pada semester I 2021 menikmati surplus 11,8 miliar dolar AS, dengan neraca migas semester I 2021 defisit 5,7 miliar dolar AS dan nonmigas surplus 17,5 miliar dolar AS.

Baca juga: Chatib Basri: Peningkatan ekspor harus disertai diversifikasi produk

Menurut Mendag, jika kondisinya konsisten pada angka yang sama, maka semester II 2021, Indonesia akan mencapai angka surplus yang lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.

Mendag menambahkan 10 destinasi ekspor RI sudah mengilustrasikan hampir 72 persen daripada destinasi ekspor nonmigas, yakni China, Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Filipina, India, Vietnam, dan Thailand.

"Dengan China perdagangan kita memang defisit 3,19 miliar dolar AS pada semester I/2021, tetapi ini merupakan yang terendah sejak ditandatanganinya ASEAN Free Trade Agreement dengan China, di mana kita sempat defisit 16 miliar dolar," ujar Mendag Lutfi.

Kalau kondisi tersebut tersebut konsisten, maka defisit perdagangan dengan China akan menjadi yang terendah sejak delapan hingga sembilan tahun belakangan.

Sedangkan perdagangan dengan Amerika Serikat mengalami surplus 6,55 miliar dolar AS pada semester I/2021, di mana angka tersebut menggembirakan. Kendati demikian, terdapat perdagangan yang secara tradisional berada pada posisi defisit, seperti Australia. Sedangkan negara lain yang juga surplus adalah Filipina (3,29 miliar dolar AS), dan dengan India (2,14 miliar dolar AS).

Baca juga: KBRI: Kenaikan ekspor Indonesia ke China melebihi impor

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021