Kami tentu mengharapkan dukungan dan kerjasama semua pihak untuk menanggulangi COVID-19 dan bersama-sama mengatasi dampaknya bagi perekonomian
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengapresiasi kerja keras seluruh pihak untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali berada di level positif pada kuartal II 2021, setelah selalu berada di zona negatif karena tekanan pandemi COVID-19.
“Ini menjadi momentum pemulihan ekonomi kita. Kinerja ini layak disyukuri dan bukti kerja sama semua elemen bangsa,” kata Moeldoko dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Kamis.
Pernyataan Moeldoko tersebut menanggapi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sebesar 7,07 persen secara tahunan (year on year/yoy) di kuartal II 2021. Kembalinya Indonesia ke zona positif pertumbuhan ekonomi, menandakan keluarnya perekonomian domestik dari zona resesi sejak tiga kuartal terakhir di kuartal III-2020, atau mengakhiri pertumbuhan ekonomi minus sejak kuartal II-2020 saat tekanan pandemi COVID-19 melanda.
Moeldoko meyakini Indonesia mampu segera keluar dari kesulitan akibat pandemi COVID-19. Terlebih, masyarakat Indonesia dalam beberapa pengalaman terakhir, selalu mampu keluar dari krisis berbagi bidang.
“Kami tentu mengharapkan dukungan dan kerjasama semua pihak untuk menanggulangi COVID-19 dan bersama-sama mengatasi dampaknya bagi perekonomian,” kata Moeldoko.
Deputi III KSP Panutan S Sulendrakusuma menjelaskan kinerja perekonomian yang makin kinclong karena didukung perbaikan kondisi internal dan eksternal perekonomian.
Baca juga: KSP : Kendalikan pandemi agar perekonomian segera pulih
Dari sisi eksternal, percepatan pemulihan ekonomi global yang didorong oleh Amerika Serikat dan China telah meningkatkan kinerja ekspor Indonesia.
Ekspor barang dan jasa pada kuartal II 2021 tumbuh 31,78 persen secara tahunan (yoy). Neraca perdagangan Indonesia juga telah mencatatkan surplus dalam 14 bulan terakhir sejak Mei 2020 hingga Juni 2021.
Dari ekonomi domestik, pertumbuhan konsumsi rumah tangga menunjukkan pertumbuhan tinggi hingga 5,93 persen (yoy), di antaranya karena stimulus di sisi permintaan melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) seperti bantuan sosial tunai, kartu sembako, Program Keluarga Harapan, subsidi pembayaran listrik, bantuan produktif usaha mikro dan lainnya.
“Yang tidak dapat diabaikan adalah dorongan bagi kelas menengah untuk berbelanja melalui keringanan pajak pembelian mobil, keringanan pembelian rumah, serta program Bangga Buatan Indonesia. Hasil pemantauan Tim Monitoring dan Evaluasi PEN KSP menunjukkan bahwa perekonomian pada kuartal II memang berjalan sangat baik, bahkan dalam beberapa hal lebih baik dibandingkan kondisi sebelum pandemi,” kata Panutan.
Selain itu, sejumlah indikator lainnya yang jadi penopang pertumbuhan ekonomi, antara lain, investasi pada kuartal II-2021 tumbuh menggembirakan yaitu 7,54 persen (yoy). Peningkatan investasi dapat membuka kesempatan penyerapan bagi tenaga kerja.
“Pemerintah punya tekad kuat untuk terus mendorong investasi melalui bergaai upaya, termasuk di dalamnya implementasi UU Cipta Kerja,” ujarnya.
Baca juga: KSP sebut vaksinasi berikan sentimen positif pada sektor ekonomi
Panutan juga menjelaskan sektor-sektor produksi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan, seperti industri pengolahan yang tumbuh 6,58 persen (yoy).
“Sektor-sektor lain seperti transportasi, akomodasi dan makan minum, dan konstruksi juga mengalami peningkatan yang tinggi dibandingkan kuartal II 2020,” ujarnya.
Sedangkan sektor pertanian hanya tumbuh 0,38 persen (yoy) karena menurunnya produksi padi setelah tuntasnya masa puncak panen raya di kuartal I 2021.
Meskipun pertumbuhan ekonomi telah berada di level positif, Panutan mengatakan pemerintah menyadari masih terdapat tantangan berat di kuartal III 2021. Tantangan itu berasal dari meningkatnya kasus COVID-19 varian Delta.
Upaya pemerintah untuk menangani cepatnya peningkatan kasus COVID-19 adalah dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Namun, ujar dia, pemerintah juga tidak hanya sekedar membatasi namun memberikan stimulus melalui peningkatan anggaran PEN menjadi Rp744,75 triliun dari Rp669,43 triliun dengan fokus pada anggaran penanganan pandemi dan perlindungan sosial.
“Diharapkan, dampak negatif perlambatan kegiatan ekonomi pada kuartal III 2021 jadi kecil,” ujar Panutan.
Baca juga: KSP: Ekonomi RI lewati titik terendah dan kini menanjak pulih
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021