Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat, Sudirman Said mengapresiasi inisiatif gotong-royong warga membantu meringankan sesama untuk mengatasi pandemi COVID-19.Pemanfaatan sarana LRT Jakarta untuk isolasi mandiri warga yang terkena COVID-19 diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain untuk melakukan inisiatif yang sama
"Salah satu inisiatif itu dilakukan oleh 'Gerakan Pulih Bersama' yang digagas oleh kalangan profesional, eksekutif perusahaan dan penggerak kemanusiaan," kata Sudirman saat ditemui di Markas PMI Jakarta Utara, Kamis (5/8).
"Gerakan Pulih Bersama", kata Sudirman, yakni memfasilitasi warga yang terpapar COVID-19 untuk membantu pemulihan secara mandiri sehingga tidak menambah beban rumah sakit dan tenaga kesehatan.
Sudirman mencontohkan manajemen PT Lintas Raya Terpadu (LRT) Jakarta yang telah memanfaatkan bangunan salah satu kantornya di Pegangsaan 2, Kelapa Gading, Jakarta Utara sebagai tempat isolasi mandiri terkendali untuk penderita COVID-19.
"Pemanfaatan sarana LRT Jakarta untuk isolasi mandiri warga yang terkena COVID-19 diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain untuk melakukan inisiatif yang sama," ujar Sudirman.
Sudirman mengatakan, di seluruh Indonesia banyak bangunan-bangunan yang belum maksimal pemanfaatannya karena pandemi COVID-19, baik milik pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) maupun milik swasta.
Apabila bangunan tersebut memang bisa sementara disiapkan menjadi pusat pelayanan isolasi mandiri warga, menurut Sudirman, tentu beban rumah sakit dan tenaga kesehatan berkurang.
"Seperti asrama, pusat pendidikan dan pelatihan, mes atau asrama, kantor milik perusahaan, baik pemerintah maupun swasta, bisa disiapkan menjadi pusat pelayanan isolasi mandiri warga. Dengan demikian, beban rumah sakit dan tenaga kesehatan dapat dikurangi," ujar Sudirman.
Baca juga: LRT Jakarta berharap integrasi tarif tingkatkan jumlah penumpang
Ketua PMI Jakarta Utara Sabri Saiman mengatakan, tempat isolasi mandiri PT LRT Jakarta yang disebut sebagai rumah swapulih merupakan inisiatif baik yang muncul dari masyarakat.
PMI dalam kapasitasnya, hanya menopang ide inisiatif yang muncul tersebut supaya bisa terealisasi dengan baik. "Jadi ditopang oleh PMI, tapi itu semua adalah partisipasi masyarakat," kata Sabri.
Semua fasilitas di rumah swapulih itu tidak menggunakan anggaran dari negara. Misalnya, di rumah swapulih itu ada dapur umum yang dapat dikelola secara mandiri oleh pasien di sana.
"PMI hanya mendorong. Kami sediakan tenaga medisnya, (bahan) makannya, segala macam," kata Sabri.
Menurut dia, pengelolaan secara mandiri itu yang utama adalah memunculkan kepedulian sosial dari masyarakat sehingga di antara mereka bisa antusias merawat diri dan lingkungannya sendiri sampai pulih dari COVID-19.
"Jadi ini respons dari masyarakat yang harus kita jaga, supaya kontrol dari lingkungan (terhadap kesehatan) tidak diabaikan," kata Sabri.
Baca juga: LRT Jakarta berharap integrasi tarif tingkatkan jumlah penumpang Selter isolasi mandiri pasien COVID-19 milik LRT Jakarta tersebut memiliki dua lantai. Lantai satu memiliki sekitar 10 kamar dan lantai dua memiliki 11 kamar sehingga total ada 21 kamar.
Setiap kamar memiliki kapasitas yang beragam, ada yang bisa diisi dua tempat tidur, tiga tempat tidur dan terdapat ruangan yang cukup luas untuk diisi oleh satu keluarga.
Dukungan yang diberikan LRT Jakarta tak hanya kamar dan tempat tidur saja, namun juga kebutuhan dapurnya. Di selter isolasi tersebut juga disediakan dapur umum yang bisa dikelola secara mandiri oleh mereka yang sedang isolasi mandiri di tempat tersebut.
Di setiap kamar isolasi juga disediakan pendingin ruangan (air conditioner/AC) dan jaringan internet nirkabel (wireless fidelity/Wifi).
Direktur Utama PT LRT Jakarta Wijanarko mengatakan shelter isolasi tersebut awalnya memang dimanfaatkan secara internal oleh anak usaha dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi DKI Jakarta PT Jakarta Propertindo (Perseroda) atau Jakpro.
Karyawan di anak usaha Jakpro yang bergerak di bidang moda transportasi kereta itu ada yang terpapar COVID-19 dan sempat kesulitan tempat isolasi.
"Maka ada beberapa tempat yang kami gunakan (sebagai tempat isolasi mandiri bagi karyawan), tapi yang layak ini. Akhirnya kami buat lah tempat isolasi untuk internal," katanya.
"Nah, dari Jakpro ada kolaborasi dengan (pemangku kepentingan) yang lain untuk dimanfaatkan bagi masyarakat di sekitar," ujar Wijanarko.
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021