BRI menyalurkan kredit mikro sebesar Rp366,56 triliun sampai akhir kuartal II 2021 atau tumbuh 17 persen 'year on year'
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Sunarso mengungkapkan perseroan mencatatkan laba Rp12,54 triliun sampai akhir kuartal II 2021 atau tumbuh 22,93 persen dibandingkan periode sama 2020.
"Faktor utama pendorong kinerja BRI yakni pertumbuhan kredit yang tumbuh positif dan di atas rata rata industri perbankan nasional. Hingga akhir Juni 2021, penyaluran kredit BRI secara konsolidasian sebesar Rp929,40 triliun, tumbuh positif dibandingkan dengan penyaluran kredit BRI pada akhir kuartal II 2020 sebesar Rp922,97 triliun," kata Sunarso dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat.
Sunarso merinci BRI menyalurkan kredit mikro sebesar Rp366,56 triliun sampai akhir kuartal II 2021 atau tumbuh 17 persen year on year.
Pertumbuhan penyaluran kredit mikro ini memperkuat komitmen BRI untuk fokus dalam pengembangan bisnis mikro, dengan komposisi kredit mikro mencapai 39,44 persen dari total penyaluran kredit BRI.
"Hal ini on the track menuju komposisi kredit mikro minimal 45 persen di tahun 2025," imbuh Sunarso.
Pencapaian ini membuat proporsi kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) BRI merangkak naik menjadi 80,62 persen dari 78,58 persen pada periode yang sama tahun lalu.
"Selain kredit mikro, kredit konsumer BRI juga tercatat tumbuh positif sebesar 3,54 persen menjadi sebesar Rp145,94 triliun pada akhir kuartal II 2021," ungkapnya.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) BRI pada akhir kuartal II-2021 terjaga sebesar 3,30 persen dengan NPL Coverage mencapai 254,84 persen.
Keberhasilan BRI menjaga NPL ini tak lepas dari kian landainya tren restrukturisasi kredit terdampak COVID-19. "Hingga akhir Juni 2021 tercatat outstanding kredit restrukturisasi akibat COVID-19 sebesar Rp175,16 triliun atau telah turun sebesar Rp 56,3 triliun dari total akumulasi kredit restrukturisasi," terang Sunarso.
Dari sisi liabilitas, dana pihak ketiga BRI tumbuh 2,23 persen yoy menjadi Rp1.096,45 triliun pada akhir Juni 2021. Dana murah (CASA) yang masih mendominasi struktur pendanaan BRI tumbuh menjadi 59,56 persen dari 55,81 persen pada periode yang sama tahun lalu.
"Keberhasilan BRI dalam meningkatkan proporsi CASA membuat biaya dana (COF/cost of fund) menjadi turun, dari semula 3,54 persen pada akhir kuartal II 2020 menjadi 2,18 persen pada akhir kuartal II 2021," imbuh Sunarso.
Pertumbuhan kredit yang positif disertai dengan membaiknya kinerja COF, menurut Sunarso, membuat pendapatan bunga bersih (net interest income) BRI tumbuh dengan baik.
Kinerja BRI yang prudent juga tercermin dari rasio LDR maupun CAR yang berada pada angka ideal, di mana LDR BRI pada akhir Juni 2021 tercatat sebesar 84,77 persen, sementara CAR BRI pada periode yang sama tercatat sebesar 19,98 persen.
"Perseroan optimis mampu menjaga pertumbuhan yang kuat dan sustainable pada masa mendatang dengan tetap berhati-hati dalam mengelola dampak pandemi, salah satunya dengan disiplin membentuk pencadangan yang memadai. Dengan fundamental kinerja yang kuat serta diiringi kondisi ekonomi yang kian membaik, BRI meyakini saat ini kita sudah menapaki awal kebangkitan ekonomi nasional," pungkas Sunarso.
Baca juga: Dirut BRI: Tak semua lembaga pembiayaan berani ke sektor ultra mikro
Baca juga: Dirut BRI sampaikan tiga fase tingkatkan segmen usaha ultra mikro
Baca juga: Kementerian BUMN dan BRI komitmen dukung UMKM untuk naik kelas
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021