Perpanjangan masa berlaku aturan pembatasan itu muncul setelah pihak berwenang memperingatkan adanya klaster infeksi baru yang terdeteksi di Kota Hanoi, yang berpenduduk lebih dari delapan juta orang.
Pemerintah Hanoi dalam dua minggu terakhir memerintahkan warganya untuk tinggal di rumah dan menghentikan semua kegiatan yang tidak penting. Namun, peningkatan kasus COVID-19 tiga kali lipat telah mendorong kota itu untuk memperpanjang masa aturan pembatasan saat ini, yang akan berakhir pada Sabtu (7/8).
Hanoi melaporkan 21 kasus baru COVID-19 pada Jumat dan telah mencatat hampir 1.600 kasus sejak akhir April, menurut data resmi pemerintah.
Walaupun jumlah kasus masih relatif rendah, pihak berwenang Vietnam waspada setelah virus corona varian Delta yang sangat menular telah mendorong peningkatan COVID-19 di seluruh negeri menjadi total 189.000 kasus.
"Risikonya masih tinggi dengan terdeteksinya terus-menerus klaster-klaster infeksi baru, dan banyak di antara klaster itu sumber asalnya tidak diketahui," kata kementerian kesehatan Vietnam setelah ada pengumuman dari Hanoi tentang perpanjangan masa pembatasan sosial.
Baca juga: COVID melonjak, Vietnam perpanjang 'lockdown' di wilayah selatan
Secara nasional, sekitar sepertiga dari 63 kota dan provinsi di Vietnam berada di bawah pembatasan ketat virus corona ketika negara itu berjuang untuk mengatasi wabah terburuknya sejauh ini.
Program vaksinasi di Hanoi masih dalam tahap awal. Sekitar 1,1 juta dosis vaksin COVID-19 telah diberikan di kota berpenduduk 8,5 juta orang itu, tetapi hanya 74.000 orang yang telah divaksin secara penuh.
Secara keseluruhan, hanya 780.000 orang yang telah divaksin penuh di Vietnam, atau kurang dari satu persen dari total 98 juta penduduk negara itu, menurut data resmi pemerintah.
Sumber: Reuters
Baca juga: Vietnam desak RS swasta rawat pasien COVID-19
Baca juga: COVID-19 melonjak, Vietnam perketat pembatasan
Yang bisa kita pelajari dari Vietnam
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021