• Beranda
  • Berita
  • Ekonom Faisal Basri: Kecepatan pemulihan ekonomi Indonesia lambat

Ekonom Faisal Basri: Kecepatan pemulihan ekonomi Indonesia lambat

6 Agustus 2021 16:38 WIB
Ekonom Faisal Basri: Kecepatan pemulihan ekonomi Indonesia lambat
Tangkapan Layar Ekonom Senior Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri saat diskusi daring di Jakarta, Jumat (16/7/2021). ANTARA/Agatha Olivia.

Kalau saya kurangi pertumbuhan ekonomi triwulan II-2021 dengan triwulan II-2020, Indonesia itu tergolong paling lambat. Nomor satu paling tinggi Singapura, kedua Uni Eropa, ketiga Filipina, keempat AS, kelima China, dan lainnya belum keluar datanya

Ekonom senior Faisal Basri menilai kecepatan pemulihan ekonomi Indonesia masih tergolong lambat jika dibandingkan dengan negara-negara lain, meski pada triwulan II-2021 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat mencapai 7,07 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Misal, jika dibandingkan dengan Singapura, itu kecepatan recovery (pemulihan) sekitar 27 persen. Sementara Indonesia kecepatannya hanya sekitar 14 persen," katanya dalam Dialog Mengupas Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2021 secara daring di Jakarta, Jumat.

Kecepatan pemulihan ekonomi itu, lanjut Faisal, dihitung dengan membandingkan pertumbuhan ekonomi triwulan II-2021 dengan triwulan II-2020. Acuan tersebut didasarkan karena pada triwulan II-2020, hampir semua negara mengalami kemerosotan ekonomi yang dalam atau kontraksi.

"Kalau saya kurangi pertumbuhan ekonomi triwulan II-2021 dengan triwulan II-2020, Indonesia itu tergolong paling lambat. Nomor satu paling tinggi Singapura, kedua Uni Eropa, ketiga Filipina, keempat AS, kelima China, dan lainnya belum keluar datanya," katanya.

Menurut Faisal, Indonesia hanya lebih tinggi dari Vietnam. Namun, negara tersebut tak bisa ikut dibandingkan karena tidak pernah mengalami resesi selama masa pandemi Covid-19.

Faisal menuturkan data Juli-Agustus juga menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia masih terbilang lambat. Berdasarkan data Nikkei, Indonesia berada di urutan ke-110 dari 120 peringkat. Sementara berdasarkan data Bloomberg terhadap 53 negara, Indonesia di urutan 53. Ada pun berdasarkan data Majalah Economist, Indonesia di urutan ketiga dari bawah.

"Jali-Agustus menunjukkan bahwa recovery Indonesia tergolong sangat atau paling lambat, baik itu Blooomberg Index, Majalah Economist, Nikkei, semua menunjukkan Indonesia tergolong terburuk," pungkas Faisal Basri.

Baca juga: Indef perkirakan ekonomi tumbuh 4 persen kuartal III 2021
Baca juga: Bahlil ingatkan jangan terlena pertumbuhan ekonomi 7,07 persen
Baca juga: PDB tumbuh positif dinilai jadi momentum pulihkan ekonomi

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021