"Inisiatif dari masyarakat sipil secara swadaya dalam upaya penanganan COVID-19 di Kota Palu cukup membantu menurunkan beban fasilitas kesehatan dalam menghadapi situasi krisis, sehingga ini perlu diapresiasi,” kata Tenaga Ahli KSP Fajrimei A. Gofar dalam siaran pers di Jakarta, Jumat.
Fajrimei mengatakan dalam kegiatan verifikasi lapangan selama empat hari di beberapa kawasan di Provinsi Sulawesi Tengah, tim KSP melihat ada upaya gotong-royong dari masyarakat sipil dan TNI/Polri dalam penanganan COVID-19.
Dari sisi sipil, terdapat inisiatif dari kelompok aliansi jurnalis untuk membuat gerakan Roa Jaga Roa yang memiliki arti Kawan Jaga Kawan. Gerakan tersebut menjadi media penghubung antara masyarakat dan fasilitas kesehatan.
Sementara dari sisi aparat, sudah ada penebalan satuan TNI/Polri melalui penambahan 150 personel Babinsa untuk membantu tenaga kesehatan dalam melakukan tracing dan tracking kontak COVID-19.
Baca juga: Moeldoko: Presiden perintahkan waspadai keterisian ICU luar Jawa
TNI/Polri, kata dia, juga melakukan berbagai upaya mendorong masyarakat untuk segera mendaftar program vaksinasi COVID-19 serta taat dalam menjalankan protokol kesehatan 5M.
“KSP mengimbau agar masyarakat terus mendukung penanganan COVID-19 dengan patuh menjalankan prokes 5M. Agar upaya dari semua pihak ini akan berbuah manis dan kita mampu keluar dari krisis pandemi ini,” kata Fajrimei.
Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palu sekaligus relawan posko gerakan Roa Jaga Roa Mohammad Iqbal mengatakan pihaknya hadir di tengah masyarakat untuk membantu mencarikan akses terhadap layanan tempat tidur rumah sakit, oksigen hingga obat-obatan.
Sejauh ini gerakan Roa Jaga Roa telah membantu sedikitnya 224 masyarakat di Palu yang menjalankan isolasi mandiri (isoman) di rumah, dengan menyuplai kebutuhan makan siang dan malam, menghubungkan pasien isoman dengan tenaga kesehatan, membantu pasien mendapatkan suplai oksigen, hingga membantu pasien untuk mendapatkan fasilitas ambulans dan lain-lain.
Gerakan Roa Jaga Roa sendiri bergerak dengan menggunakan dana iuran para relawan dan bantuan dari donatur. Menurut Iqbal, para relawan yang terdiri dari jurnalis dan warga sipil tergerak untuk membantu sekaligus menjembatani kebutuhan masyarakat di masa pandemi karena melihat tingkat kepercayaan masyarakat yang sudah menurun terhadap tenaga kesehatan dan aparat.
“Ketika masyarakat yang isoman mengadukan kebutuhan mereka ke kelurahan, proses birokrasi yang lama membuat pasien tidak segera tertangani, jadi seperti tidak ada kedaruratannya,” kata Iqbal.
Atas alasan inilah, menurut Iqbal, banyak masyarakat yang enggan melaporkan kondisi mereka sehingga akhirnya pasien isoman banyak tidak terdeteksi.
“Kehadiran kami tidak mengambil alih fungsi tenaga kesehatan, kami hanya menjembatani,” lanjut Iqbal.
Baca juga: Moedoko tinjau kondisi terkini Wisma Atlet Kemayoran
Iqbal berharap agar daerah lain menginisiasi gerakan serupa untuk membantu masyarakat menghadapi krisis COVID-19.
Sementara itu, data Rumah Sakit Umum (RSU) Anutapura Palu yang menjadi salah satu rumah sakit rujukan COVID-19 di Palu, menunjukkan tingkat keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR) sudah mencapai 90 persen lebih dari total kapasitas 147 tempat tidur.
Pihak rumah sakit telah menyediakan 3 tenda darurat masing-masing berkapasitas 20 orang untuk membantu menampung jumlah pasien yang membludak.
Untuk mengatasi isu kelebihan kapasitas, pihak Rumah Sakit telah memindahkan pasien COVID-19 yang bergejala sedang hingga ringan ke Asrama Haji setempat. Saat ini terdapat 34 pasien dari RSU Anutapura yang tengah dirawat di Asrama Haji kota Palu.
“Saya bisa katakan bahwa rumah sakit dan sistem kesehatan di kota Palu ini sudah roboh. Kami serba kekurangan disini, baik dari segi oksigen, obat-obatan, jumlah nakes dan kapasitas tempat tidur,” kata Direktur RSU Anutapura Herry Mulyadi.
Dia menyarankan agar pemerintah Kota Palu segera mengambil kebijakan dengan menunjuk hotel-hotel sebagai fasilitas isolasi mandiri untuk mencegah penambahan kasus COVID-19 dan sekaligus mengurangi beban sistem kesehatan di Kota Palu.
“Orang-orang Palu ini walaupun mereka sedang isoman, kalau diundang hajatan mereka akan datang,” ungkap Herry.
Lebih jauh Herry menyampaikan bahwa total jumlah tenaga kesehatan di RSU Anutapura saat ini sebanyak 480 orang, di mana sebagian besar di antaranya ikut terpapar COVID-19.
Perwakilan Puskesmas Birobuli di Kota Palu juga melaporkan situasi krisis yang sama. Dari total 50 nakes di Puskesmas tersebut, 20 nakes diantaranya terpapar COVID-19 dan harus menjalankan isolasi mandiri
"Akibatnya, nakes mengalami kelelahan yang luar biasa karena harus bekerja ekstra dengan tenaga yang terbatas dalam melayani pasien yang terus bertambah jumlahnya. Kami bersyukur dengan kehadiran gerakan masyarakat seperti Roa Jaga Roa yang banyak membantu kami dalam kegiatan tracing dan pemantauan pasien yang isoman,” kata Kepala Puskesmas Birobuli, dr. Susanti.
Baca juga: KSP tegaskan pentingnya penegakan prokes dengan bagikan masker
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2021